TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini punya cara sederhana mengatasi kemacetan yang terjadi di kotanya. "Kami gunakan CCTV (circuit closed television) untuk mengatur traffic light," kata Risma saat mengisi sambutan di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu, 27 April 2016.
Risma telah memasang CCTV hampir di seluruh jalan Surabaya, terutama kawasan padat kendaraan. Selain itu, di tiap perempatan. Kamera tersebut, kata dia, sangat berguna untuk mengatur lalu lintas agar lancar.
Pihaknya juga menyiapkan petugas khusus pengendali traffic light dari belakang meja. Petugas itu dapat dengan mudah mengatur durasi lampu lalu lintas sesuai dengan kebutuhan. Jika jalan sedang padat, petugas akan menyalakan durasi lampu hijau cukup lama.
Sebaliknya, jika lalu lintas sedang lengang, petugas akan mengutamakan jalur padat untuk lewat terlebih dulu. Kebijakan ini diklaim Risma dapat mengatasi kemacetan di Surabaya. "Ini kenapa saya tak perlu lagi pengawalan," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Bahkan, saat terburu-buru, Risma pun dapat mengatur lalu lintas melalui traffic light. "Saya bilang, tolong nyalakan (lampu) hijaunya, saya dapat hijau terus," ucap Risma tertawa. "KKN dikitlah agar dapat hijau terus. Tapi kalau ada macet, saya turun untuk atasi kemacetan."
Risma mengatakan kebijakan pengaturan traffic light secara digital dapat mengurangi kemacetan di Surabaya. Pihaknya mengaku semua sistem ini ia rancang sendiri bersama jajarannya, mengingat anggaran pendapatan daerah di Surabaya tidak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan.
Tidak hanya sistem lalu lintas, Risma membeberkan, sistem daring juga diterapkan pada kebijakan lainnya. Mulai sistem lelang proyek, kesehatan, pendidikan, pengurusan izin, surat kematian, hingga mengurus surat nikah. Sistem ini efektif mengurangi biaya anggaran belanja daerah hingga 25 persen.
AVIT HIDAYAT
Berita terkait
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
2 hari lalu
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Baca SelengkapnyaMasuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang
8 hari lalu
PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.
Baca SelengkapnyaBantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan
8 hari lalu
Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan
Baca SelengkapnyaTermasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?
14 hari lalu
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta
15 hari lalu
Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta
16 hari lalu
Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRisma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP
19 hari lalu
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial
19 hari lalu
Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.
Baca SelengkapnyaMensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
21 hari lalu
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan
21 hari lalu
Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.
Baca Selengkapnya