Kelompok Solidaritas Perempuan Indonesia membawa poster Tolak MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dalam aksi memperingati hari Ibu di depan Istana Negara, Jakarta, 22 Desember 2015. Kebijakan MEA yang akan diberlakukan pada akhir 2015 membuat persaingan tenaga kerja semakin ketat. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Sampang- Data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menyebutkan sepanjang Januari-April 2016, 20 tenaga kerja Indonesia asal Sampang meninggal di Malaysia. "Mayoritas yang meninggal buruh bangunan," kata Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinsosnakertrans Sampang Teguh Waluyo, Rabu, 27 April 2016.
Menurut dia, penyebab meninggalnya puluhan TKI tersebut adalah kecelakaan kerja seperti terjatuh dari atas bangunan. Soal status, Teguh memastikan ilegal karena nama-nama TKI yang meninggal tidak terdata di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Sampang. "Kalau resmi pasti kami punya datanya," ujarnya.
Meski ilegal, kata Teguh, Pemerintah Kabupaten Sampang tetap mengupayakan keluarga para TKI mendapatkan santunan. "Kami juga gratiskan penjemputan dari Bandara Juanda," katanya lagi.
Teguh berharap meninggalnya puluhan TKI tersebut menjadi pelajaran bagi warga Sampang lainnya agar berangkat melalui jalur resmi bila ingin bekerja di luar negeri. Bila resmi, dia melanjutkan, pemerintah bisa memperjuangkan bila ada hak-hak tenaga kerja yang tidak dibayarkan perusahaan. "Kalau ilegal, kami tidak bisa berbuat apa-apa," ungkapnya.
Adapun daerah yang menjadi kantong-kantong TKI di Kabupaten Sampang mayoritas terletak di wilayah utara, seperti Kecamatan Omben, Karang Penang, Kedungdung, hingga Ketapang.