Tambang Emas Banyuwangi Dianggap Berpotensi Rusak Lingkungan  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 27 April 2016 05:29 WIB

Polisi menghalau pengunjung rasa yang merangsek masuk lokasi tambang saat berunjuk rasa menolak keberadaan tambang emas Tumpang Pitu di Pensanggrahan, Banyuwangi, 18 November 2015. ANTARA/ Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Banyuwangi - PT Bumi Suksesindo berencana melakukan peledakan perdana di area tambang Tumpang Pitu di Plant Site, hari ini, Rabu, 27 April 2016. PT Bumi akan memproduksi emas dan perak secara komersial dengan produksi bijih rata-rata sebesar 3 juta ton per tahun untuk mendukung produksi tahunan emas hingga 90 ribu ounce dan perak hingga 1 juta ounce.

Juru bicara Banyuwangi's Forum for Environmental Learning (BaFFEL), Rosdi Bahtiar Martadi, ketika dihubungi Tempo, Selasa malam, 26 April 2016, mengatakan penambangan di Tumpang Pitu berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Tumpang Pitu merupakan daerah resapan air. "Jika perusahaan diizinkan menambang, kebutuhan air untuk pemurnian emasnya sebesar 2,038 juta liter setiap hari," kata Rosdi.

Hal itu bisa mengancam pertanian dan pasokan air di sekitar area tambang. Apalagi tambang itu berdekatan dengan kawasan hunian. Selain itu, status Tumpang Pitu yang masih sebagai hutan lindung itu masih layak dipertahankan. "Karena ada indikasi fauna lindung di dalamnya, yakni macan tutul, yang merupakan endemis Jawa (Panthera pardus melas)," katanya. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) PT BSI juga memuat tabel fauna yang salah satunya tentang Panthera pardus melas.

Keberadaan fauna dilindungi di dalam hutan lindung adalah indikasi bahwa hutan tersebut masih berfungsi sebagai hutan lindung. "Jadi tidak sepatutnya Menteri Kehutanan (dulu Zulkifli Hasan) menurunkan status Tumpang Pitu dari hutan lindung ke produksi," kata Rosdi. Dia juga mengatakan Jaringan Anti Tamban (Jatam) pada 2009 pernah mengkaji jika jumlah tailing Tumpang Pitu sebanyak 2.361 ton per hari.

"Jika Buyat yang 2.000 ton per hari saja sudah membuat masalah, apalagi ini. Jika dibanding Buyat, Tumpang Pitu itu 'surplus' 361 ton limbah harian," ujar Rosdi.

Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup, Chusnul Khotimah, mengatakan pihaknya malah belum mengetahui ihwal rencana peledakan perdana area tambang Tumpang Pitu. "Aneh juga saya tidak diberi informasi soal ini," kata Chusnul saat dihubungi, Selasa malam, 26 April 2016.

Ihwal izin penambangan yang akan dilakukan PT BSI, Chusnul mengatakan sudah lengkap. "Semua izin sudah lengkap," katanya. Sedangkan untuk Amdal, kata Chusnul, semuanya yang berwenang adalah Dinas Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur. Dia mengatakan hampir setiap bulan staf dari ESDM Jawa Timur datang ke Banyuwangi untuk melakukan pengawasan. "Mulai proses awal penyusunan Amdal itu di ESDM Jawa Timur," ujarnya.

DAVID PRIYASIDHARTA


Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

3 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

1 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

7 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

9 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

25 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

26 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

26 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

27 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

28 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya