Nur tajib (kopiah kopiah putih kaus dongker) yang mengaku jelmaan Nabi Isa, saat berdiskusi dengan Kiai dari MUI, Basra dan Kemenag di Mapolres Banngalan, 25 April 2016. (Tempo/Mustofa Bisri)
TEMPO.CO, Bangkalan -Berawal dari mimpi, Nur Tajib, nekat mengaku nabi. Mimpi itu datang pada suatu malam November 2014 silam. Sebuah suara menyatakan lelaki 40 tahun itu adalah jelmaan wujud Nabi Isa Alaihissalam.
"Allah memerintahkan saya agar mengabarkan siapa diriku?," kata Nur Tajib menjawab pertanyaan penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bangkalan, Sabtu 23 April 2016.
Dia sadar melaksanakan perintah suara dalam mimpinya yang dianggap 'perintah tuhan' sangat beresiko. Namun perlahan tapi pasti, warga Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan ini mulai mengumumkan dirinya jelmaan wujud Nabi Isa. Yang pertama dia beri tahu keluarga dekat dan tetangga. "Pertama saya beri tahu ibu saya karena beliau masih hidup," ujar dia. BACA: Nabi Palsu Nur Tajib Akhirnya Bertaubat
Meski terancam dipenjara, Nur Tajib tak akan berhenti mengabarkan dirinya nabi. "Saya lebih takut kalau tidak melaksanakan perintah Allah," dia menegaskan.
Sebelumnya, Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo mengatakan tidak hanya mengaku nabi, Nur Tajib juga menyebarkan ibadah menyimpang lewat pengajian. Contohnya dia tidak mewajibkan salat Jumat dan apabila melaksanakan salat Jumat antara imam dan makmun harus bersahutan.
"Kalau imam baca bismillah, makmumnya menjawab dengan hamdalah," kata dia. "Syahadatnya juga berbeda," dia menambahkan.
Untuk memastikan penyimpangan yang dilakukan Nur Tajib, polisi akan meminta pendapatan MUI Bangkalan. Pendapat ulama tersebut nantinya akan jadi rujukan polisi menghukum Nur Tajib.
Ketua MUI Bangkalan KH Syarifudin Damanhuri belum dapat dimintai konfirmasi atas muncul nabi palsu tersebut. "Saya masih di Madinah," kata menjawab pesan yang dikirim Tempo. MUSTHOFA BISRI
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
4 hari lalu
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.