Dinas Kesehatan Tuban: Kasus ISPA di Areal Tambang Tinggi  

Reporter

Jumat, 22 April 2016 18:58 WIB

Ilustrasi anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Tuban - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Syaiful Hadi mengatakan angka kasus penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di areal tambang, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. ”Harus ada perhatian ekstra,” katanya kepada Tempo, Jumat, 22 April 2016.

Menurut Syaiful, ada tiga kecamatan dengan industri semen, yaitu Semen Indonesia dan Holchim. Industri semen itu di Kecamatan Kerek, Jenu, dan Tambakbojo.

Selain di tiga kecamatan itu, kasus ISPA juga cukup banyak terdapat di Kecamatan Soko. Di daerah itu terdapat industri minyak dan gas bumi.

Menurut Syaiful, penyakit ISPA terdiri atas beberapa jenis. Yang masuk kategori ringan, seperti batuk, pilek, radang tenggorokan dan telinga, dan bronkitis. Sedangkan yang masuk kategori diwaspadai, yaitu pneumonia penyakit karena bakteri. Kasus seperti ini menjadi perhatian khusus di kawasan industri-industri itu.

Syaiful mengatakan di daerah-daerah itu harus ada kebijakan khusus. Misalnya, di daerah bersangkutan harus dipasangi alat pemantau udara. Fungsinya untuk mengukur kandungan debunya terutama di perkampungan penduduk. Untuk itu, Dinas Kesehatan Tuban bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Menular (BBTKLPM) Surabaya.

Desa Karanglo, yang merupakan tempat 28 warga meninggal dalam kurun pertengahan Februari hingga awal April itu, berada di sekitar industri semen itu. Sekretaris PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan lokasi pabrik berjarak sekitar dua kilometer dari Desa Karanglo, dari pabrik Semen Tuban.

Selain itu, di desa dengan 23 dusun tersebut, juga terdapat penambangan batu kapur, untuk bahan baku semen. ”Desa Karanglo, masuk daerah ring satu kami,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 20 April 2016.

Namun, pabrik Semen Tuban, kata Agung, memiliki electrostatic precipitator yang berfungsi menangkap debu agar debu tidak keluar dari pabrik. Selain itu lembaga independen datang saban tiga bulan untuk mengawasi kualitas udara di areal pabrik.

Agung mencontohkan, kualitas udara di lingkungan pabrik Semen Tuban, kadarnya di bawah 50 miligram normal per meter kubik. Ukuran itu masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah, yaitu 80 miligram normal per meter kubik. “Kami terbuka untuk pengecekan kualitas lingkungan.”

SUJATMIKO

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

46 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya