Tak Mampu Bayar Rp 150 Juta, Guru Honorer Ini Gagal Maju Pilkada  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 16 April 2016 15:23 WIB

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, memberikan sambutan saat membuka Sekolah Calon Kepala Daerah di Kantor DPP Partai PDI Perjuangan, Jakarta, 28 Juni 2015. Sekitar 70 calon kepala daerah akan dibekali pengetahuan untuk memenangkan Pilkada. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Brebes - Mimpi Hilda Wibisono, 33 tahun, guru honorer yang maju menjadi calon Wakil Bupati Brebes, Jawa Tengah, akhirnya kandas. Sebab, ia tak mampu membayar biaya survei sebesar Rp 150 juta dan biaya seleksi Rp 5 juta.

Padahal dia sempat optimistis bisa lolos saat mendapatkan undangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan awal April lalu. Dia diundang untuk mengikuti tahap seleksi selanjutnya, yakni tes wawancara, pada 13 April 2016 di Jakarta.

Namun, dalam undangan itu, Hilda diminta membayar Rp 5 juta untuk biaya wawancara. Uang tersebut harus dibayarkan ke PDIP Brebes maksimal 9 April 2016. "Tapi, karena enggak punya duit, ya enggak saya bayar," katanya kepada Tempo, Jumat, 15 April 2016.

Sebelumnya, saat seleksi tahap pertama di kantor PDIP Jawa Tengah, dia juga diminta membayar uang Rp 150 juta untuk biaya survei elektabilitas. Tapi, dengan alasan yang sama, yakni tak punya uang, Hilda tak mengisi surat kesediaan membayar.

Kendati begitu, Hilda tetap nekat datang ke Jakarta memenuhi undangan PDIP. Dia bertolak ke Ibu Kota naik kereta api sendirian. "Ya, siapa tahu bisa," ucapnya. Namun, sesampainya di sana, dia tak diperkenankan mengisi daftar hadir. Alasannya, Hilda belum membayar uang yang dipersyaratkan. Otomatis, dia pun tak bisa melanjutkan tahap seleksi berikutnya. Guru bergaji Rp 400 ribu per bulan ini pun pasrah. "Ya sudahlah, mungkin belum jalannya," ujarnya.

Guru tidak tetap di Sekolah Dasar Negeri 3 Krasak, Brebes, ini bertanya-tanya, kenapa untuk menjadi pemimpin di negeri ini harus punya uang banyak? Kenapa orang sepertinya tidak bisa? "Padahal, kalau soal ilmu pengetahuan, saya berani beradu," tutur warga Kaligangsa, Brebes, itu.

Hilda bukan kali ini saja berniat maju sebagai kepala daerah. Pada 2012, dia sempat mendaftar sebagai calon Bupati Brebes lewat partai yang sama. Tapi saat itu rekomendasi tak jatuh ke tangannya. Dia memilih jalan ini karena prihatin terhadap nasib guru honorer di Indonesia. Dia bertekad ingin memperbaiki nasib orang-orang yang senasib dengannya agar lebih sejahtera.

Wakil Ketua PDIP Brebes Imam Santoso mengatakan saat ini ada dua calon bupati yang tersisa, yakni Idza Priyanti, Bupati Brebes saat ini, dan Narjo, wakilnya. Sedangkan untuk bakal calon wakil bupati hanya tersisa lima orang. "Ada dua yang tak lolos ke tahap selanjutnya, termasuk Hilda dan Mashadi," ucap Imam saat dimintai konfirmasi, Sabtu, 16 April 2016.

Imam membenarkan bahwa partainya meminta kepada setiap bakal calon membayar Rp 5 juta dan Rp 150 juta. Tapi, jika sang bakal calon tidak mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP, uang itu akan dikembalikan. "Iya, itu memang mekanisme internal partai," ujarnya.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ




Berita terkait

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

10 Januari 2018

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.

Baca Selengkapnya

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

10 Januari 2018

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

10 Januari 2018

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.

Baca Selengkapnya

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

9 Januari 2018

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya