Kenapa Polisi Pakai Granat Asli Saat Simulasi di Unhalu?

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 30 Maret 2016 16:35 WIB

Jasad Brigadir Haidir, salah satu korban tewas dalam ledakan bom granat saat Latihan dasar satpam Universitas Haluoleo, di Kendari, Sulawesi Tenggara, 29 Maret 2016. Empat korban meninggal dan 8 delapan luka berat dalam simulasi menjinakkan bom. ANTARA/Jojon

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan polisi memang menggunakan granat asli dalam pelatihan pendidikan dasar satpam di Universitas Haluoleo, Kendari, Selasa, 29 Maret 2016. Granat yang digunakan tersebut meledak dan menyebabkan empat orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.

Menurut Agus, penggunaan granat asli bertujuan untuk mempertimbangkan keberadaan granat palsu yang ditemukan masyarakat. Selain itu, polisi ingin para petugas keamanan kampus tidak panik ketika menemukan kedua jenis bahan peledak mematikan itu suatu waktu.

"Teman-teman Brimob di Sultra memberikan contoh untuk pembeda antara barang asli dan tiruan. Inilah yang jadi bahan pertimbangan untuk menggunakan granat asli. Dan tujuannya hanya untuk memberi tahu, bukan mengajarkan pengamanan, karena pengamanan tugas para ahli," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.

Kendati demikian, Agus menyatakan saat ini polisi masih menyelidiki penyebab meledaknya granat tersebut. Padahal, pemateri yang dikirimkan Polri adalah ahli dari Brimob. "Yang jadi pertanyaan, kenapa profesional lalu meledak, itu kecelakaan. Siapa sih yang ingin musibah? Tidak ada," katanya.

Terkait dengan hal itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti juga telah meminta Divisi Profesi dan Pengamanan Markas Besar Polri (Propam) untuk menyelidiki kasus ini. Ia pun menganggap wajar jika dalam pelatihan polisi menggunakan granat asli.

"Kalau tidak aktif, granatnya palsu terus bagaimana melatihnya? Namanya pelatihan jadi tidak kenal," ujarnya.

Sebuah granat meledak di Universitas Huluoleo, Kendari, menyebabkan setidaknya empat orang tewas dan delapan lainnya terluka. Kapolda Sulawesi Tenggara Brigadir Jenderal Agung Sabar Santoso mengatakan kampus Universitas Huluoleo terpaksa harus disterilkan dan diberi garis polisi.

Agung menjelaskan, ledakan tersebut terkait dengan pelatihan pendidikan dasar satpam kampus tersebut. Rencananya pelatihan akan berlangsung selama dua pekan.

Saat pengenalan jenis-jenis bahan peledak, granat yang dipegang Brigadir Khaidir meledak. Berdasarkan keterangan salah seorang saksi, Khaidir sempat menarik pin granat tersebut. "Kata saksi, saat itu instruktur yang memegang granat mencabut pinnya dan tiba-tiba meledak," ujarnya.

Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkari setelah sempat mendapat perawatan di RS Umum Abunawas, Kendari.

INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

5 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

11 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya