TEMPO Interaktif, Kupang: Polisi menangkap 51 warga yang menduduki penambangan marmer di Desa Tuna, Mollo Utara, Timor Tengah Selatan. Sebanyak 13 orang di antara mereka aktivis mahasiswa. Mereka kini ditahan di Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.Penangkapan berlangsung Senin malam. Menurut John Liem, aktivis Forum Studi Feto Mone, pada saat teman-temannya ditangkap aparat mengeluarkan tembakan. Tak ada warga yang terkena tembakan itu. Aksi warga sekitar lokasi penambangan, kata John, dipicu oleh janji PT Sumber Alam Marmer, perusahaan yang mengesploitasi tambang marmer. "Warga dijanjikan pekerjaan dan pembangunan berbagai fasilitas desa, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya," ujarnya Selasa pagi ini.Fasilitas desa yang dijanjikan itu antara lain, rumah ibadah, jalan desa sepanjang enam kilometer, gedung angunan sekolah dasar, beasiswa, dan industri rumah tangga.Tetapi sejak tiga tahun beroperasi janji-janji itu tidak direalisasikan. Bahkan kehadiran perusaahaan itu semakin merugikan warga karena terjadi tanah longsor dan pencemaran disumber-sumber air bersih.Eksploitasi marmer oleh PT Sumber Alam Marmer direncanakan 30 tahun di areal 10,5 hektare. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun silam. Pemerintah setempat dan PT Sumber Alam Marmer belum menjelaskan kepada warga mengenai janji-janji di atas.Jems de Fortuna