Orang Tua Terduga Teroris Poso Dijemput Polisi  

Reporter

Rabu, 30 Maret 2016 13:32 WIB

Anggota Polisi membawa anggota kelompok teroris Santoso yang tewas saat baku tembak dengan anggota Brimob dan Densus 88 di Desa Sakina Jaya, Parig, Sulawesi Tengah,3 April 2015. Polisi menduga sekitar 10 orang kelompok teroris Santoso terlibat baku tembak dengan aparat. ANTARA /Fiqman Sunandar

TEMPO.CO, Bima - Sukardin, 50 tahun, orang tua Ishaka alias Anton alias Tiger, 24 tahun, dijemput polisi untuk dibawa ke Poso, Rabu, 30 Maret 2016. Adapun Ishaka adalah salah satu terduga teroris yang tewas saat baku tembak dengan aparat gabungan di Poso, Sulawesi Tengah, 22 Maret lalu.

Paman Ishaka, Usman, mengatakan Sukardin dijemput di rumahnya di RT 02 RW 01, Desa O’o, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada pukul 09.00 WIT.

Sukardin dijemput menggunakan mobil dinas Kepolisian Sektor Dompu. "Kata polisi, mau ke Poso untuk tes DNA," ucap Usman saat ditemui Tempo di ruang tunggu Bandara Sultan Salahudin, Bima, Rabu, 30 Maret 2016.

Sukardin dibawa ke Poso dengan menumpang pesawat Wings Air. Sukardin tampak pucat dan sering batuk. Dia Mengenakan baju batik kuning-hitam dan celana hitam.

Saat ditemui Tempo, Sukardin mengaku terkejut atas berita tentang anaknya yang ditembak mati di Poso. Saat ditanya kapan anaknya terlibat dengan kelompok Santoso, Sukardin mengaku tidak tahu. “Saya sudah dua tahun enggak pernah ketemu anak saya,” ujarnya dengan mulut bergetar.

Sukardin berharap jenazah anaknya bisa dimakamkan di tempat kelahiran di Bima. “Sebagai orang tua, saya ingin anak saya kembali ke Bima, meski sudah menjadi jenazah,” tuturnya sambil menundukkan kepala.

Sukardin yang beristrikan Jauriah, 48 tahun, mengatakan Ishaka merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Lulus dari salah satu pondok pesantren terkemuka di Kota Bima, Ishaka pergi ke Makassar untuk melanjutkan kuliah. Di Makassar, Ishaka tercatat sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. “Setahu kami, Ishaka di Makassar. Saya tidak tahu kalau dia di Poso," ucapnya.

Sukardin menjelaskan, keluarga kaget saat mengetahui Ishaka menjadi salah satu terduga teroris yang tewas di Poso. Dalam kehidupan sehari-hari, Ishaka cenderung pendiam dan sering mengaji. "Saya juga baru tahu dia meninggal dunia kemarin malam.”

Kepala Polsek Donggo Inspektur Satu Safrudin membenarkan kabar penjemputan Sukardin. “Benar, orang tuanya dibawa ke Poso untuk dilakukan tes DNA.”

AKHYAR M. NUR






Advertising
Advertising

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

19 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

20 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya