Jokowi Sindir DPR: Tak Perlu Bikin Banyak Undang-Undang  

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 30 Maret 2016 12:31 WIB

Presiden Jokowi berpidato dalam peresmian Pusat Logistik Berikat (PLB) di Jakarta, 10 Maret 2016. PLB ini berlokasi di kawasan Industri Cipta Krida Bahari. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat tidak perlu menghasilkan banyak undang-undang. Menurut dia, DPR lebih baik memproduksi sedikit undang-undang, tapi dengan kualitas yang baik.

"DPR tidak usahlah produksi undang-undang terlalu banyak. Tiga sampai lima undang-undang dalam setahun cukup, tapi kualitasnya betul-betul baik. Bukan quantity. Jumlah 40 atau 50 undang-undang untuk apa," kata Jokowi saat menghadiri acara dialog publik Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Balai Kartini, 30 Maret 2016.

Presiden mengatakan regulasi atau aturan perundang-undangan tidak perlu banyak-banyak. Menurut Jokowi, buat apa banyak, tapi tidak memudahkan masyarakat dan menyulitkan pemerintah dalam mengeksekusi kebijakan.

Jokowi juga sempat melontarkan candaan. Menurut dia, pasti ada alasan tertentu mengapa DPR ngotot agar produksi undang-undang harus banyak. "Saya enggak usah sebutkan di sini kenapa DPR senang (undang-undang) banyak?" kata Jokowi yang disambut tawa para hadirin.

Pemerintah, kata Jokowi, akan fokus melakukan deregulasi. Menurut dia, regulasi atau aturan tidak seharusnya malah menjadi hambatan. Jokowi mencontohkan adanya 42 ribu aturan, seperti Perpres, Perda, Permen, yang justru menyulitkannya saat mengeksekusi kebijakan.

"Saya tanya Menteri Bappenas berapa regulasi yang ada, ada 42 ribu aturan. Saya tanya Menteri Dalam Negeri kok numpuk 30 ribu Perda. Bayangkan kapal sebesar ini aturannya numpuk. Ini menjerat kita sendiri. Kecepatan kita bertindak jadi terhambat karena aturan," katanya.

Presiden mengatakan logika berpikir mengenai aturan harus diubah. Menurut dia, yang menghasilkan regulasi adalah pemerintah dan DPR. Jika menyulitkan, regulasi itu seharusnya dihapus saja.

Dalam pidatonya di acara ISEI, Presiden juga sempat menyinggung mengenai era keterbukaan dan kompetisi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta dwelling time. Presiden didampingi sejumlah menteri, yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

1 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

5 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

7 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

17 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

18 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

19 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

23 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya