Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
TEMPO.CO, Banjarnegara - Sebanyak 700 lebih warga di sejumlah desa di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, bekerja bakti membangun jalan alternatif, Selasa, 29 Maret 2016. Mereka membuat akses alternatif untuk mengganti jalan utama yang terputus diterjang longsor.
Jalan tersebut dibangun untuk menghubungkan Desa Larangan ke Desa Plipiran. Akses dua desa itu terputus sejak bencana longsor akhir pekan lalu.
"Namun dua desa itu belum bisa ditembuskan karena masih harus menggunakan alat berat dan sedang dikaji oleh tim teknis," ujar Andi Sulistiyo, Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara.
BPBD melaporkan, kondisi lokasi saat ini, pergerakan tanah masih terjadi di titik utama longsor. Jarak luncuran longsor terpantau melebar hingga 3-4 meter. Andi menambahkan, hingga Selasa sore, rumah yang mengalami rusak berat menjadi 17 unit, rusak ringan dua unit, dan terancam longsor langsung tujuh unit. "Untuk jumlah pengungsi masih 267 jiwa dari 73 keluarga."
Andi mengatakan hasil kajian tim geologi dari Bandung sementara merekomendasikan warga di RT 002, RT 005, RT 001, dan sebagian RT 003 di RW 001 untuk mengungsi. Sebab, kawasan yang mereka tinggali masuk zona rawan bencana. Jika hujan lebat, warga diminta tetap di pos pengungsian.
Para pelajar dan guru yang hendak berangkat ke sekolah diangkut menggunakan kendaraan dari TNI dan BPBD. Sebelumnya, mereka harus berjalan kaki lewat jalan setapak di perbukitan sejauh 1 kilometer.
Ganjar Pastikan Pelayanan Publik di Banjarnegara Berjalan Baik
6 September 2021
Ganjar Pastikan Pelayanan Publik di Banjarnegara Berjalan Baik
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh pejabat Banjarnegara untuk berubah. Kejadian yang telah menimpa Banjarnegara harus menjadi momentum untuk mereformasi diri.