CSW Ke-60, Ini Langkah Komnas Perempuan di Lingkup Global
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 29 Maret 2016 17:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menjabarkan sejumlah hal yang mereka angkat saat menghadiri Commission on the Status of Women (CSW) ke-60, yang diselenggarakan di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada 14-24 Maret 2016.
"Komnas Perempuan di forum itu terus mengupayakan agar agreed conclusions atau kesepakatan global bisa mengadopsi sejumlah substansi yang kami bawa," ujar Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chufaizah di gedung Komnas Perempuan, Jalan Latihari 4-B, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Maret 2016.
Substansi yang dimaksudkan Yuniyanti antara lain isu kekerasan terhadap perempuan yang harus mendapat prioritas, pemiskinan perempuan, serta penghentian diskriminasi.
"Kami pun mendorong keterlibatan Lembaga Hak Asasi Manusia Nasional dalam CSW sebagai elemen strategis untuk mengawal pembentukan sustainable development goals (SDGs)," katanya.
Pembentukan SDGs global tersebut, tutur Yuniyanti, menjadi tema sentral CSW ke-60.
Komnas Perempuan, dalam pembentukan kesepakatan global tersebut, ingin memastikan praktek kekerasan terhadap perempuan dihapus sepenuhnya. "Contohnya perkawinan anak atau sirkumsisi (khitan) genital perempuan. Itu harus dihapuskan."
Isu pemiskinan terhadap perempuan, kata Yuniyanti, harus mendapat perhatian global. "Perempuan yang dilemahkan dalam hal finansial harus mendapat perlindungan yuridis, dukungan politik sosial dan kultural, juga dukungan dalam bentuk finansial sendiri," tuturnya.
Komnas Perempuan, dalam CSW ke-60, juga meminta masalah migran perempuan, yang semula masuk isu ekonomi, bisa masuk kerangka HAM perempuan yang diakui global.
Pada CSW ke-60, Komnas Perempuan bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kaukus Perempuan Parlemen RI, serta Gerakan Perempuan Peduli Indonesia.
Forum tahunan ke-60 yang diikuti sedikitnya 8.100 delegasi dari seluruh dunia ini diadakan untuk melihat tantangan dan kemajuan perempuan di berbagai negara tersebut. Acara ini dibuka Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan diikuti seruan global tentang perempuan dari Direktur Eksekutif United Nation for Women Phumzile Mlambo Ngcuka.
YOHANES PASKALIS