Diduga Disandera Abu Sayyaf, Ini Nama Awak Kapal Brahma 12  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 29 Maret 2016 15:40 WIB

Kapal Tug Boat Brahma 12. facebook.com

TEMPO.CO, Banjarmasin - Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Takwin Masuku, mengatakan semua awak kapal tugboat Brahma 12 berkewarganegaraan Indonesia. Kapal Brahma 12 dan tongkang Anand 12 yang membawa 7.500 Metrik Ton lebih batu bara curah, kabarnya diculik oleh kelompok separatis Abu Sayyaf, Sabtu pekan lalu.

Dia mengakui kedua kapal beda jenis itu sempat mengurus izin berlayar di KSOP Banjarmasin. “Semua awak kapal warga negara Indonesia. Iya memang kapal ini sempat melalui Pelabuhan Trisakti dan mengurus izin di sini,” ujar Takwin kepada Tempo di kantornya, Selasa 29 Maret 2016.

Dari salinan dokumen yang diperoleh Tempo, spesifikasi tugboat Brahma 12 memiliki panjang 24,34 meter, lebar 8 meter, dan berbobot 198 GT (Gross Tonnage). Adapun tongkang Anand 12 memiliki panjang 87,78 meter, lebar 27,43 meter, dan berbobot 3.913 GT.

Menurut Takwin, kedua kapal itu mengambil batu bara curah milik PT Antang Gunung Meratus dari pelabuhan khusus di Sungai Putting, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Pada 11 Maret 2016, kedua kapal berangkat menuju Pelabuhan Trisakti melewati perairan Sungai Barito. Setelah menyusuri Sungai Barito, kapal tongkang sempat lego jangkar menunggu izin berlayar dari KSOP setempat.

Tujuan angkutan batu bara itu ke Pelabuhan Batangas, Luzon, Filipina. “Izin Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dari sini (KSOP Trisakti). Berangkat (ke Filipina) tanggal 15 Maret pukul 23.00 wita,” kata Takwin.

Berikut nama-nama korban yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina:
1. Peter Tonsen Barahama, 30 tahun.
2. Julian Philip, 50 tahun
3. Alfian Elvis Repi, 32 tahun
4. Mahmud, 30 tahun
5. Suriansyah, 33 tahun
6. Surianto, 30 tahun
7. Wawan Saputra, 22 tahun
8. Bay Oktavianto, 22 tahun
9. Rinaldi, 24 tahun
10. Wendi Rakhadian, 28 tahun

PT Patria Maritime Lines diketahui sebagai operator kapal. Seorang staf kantor cabang PT Patria Maritime Lines di Banjarmasin, Herry Lahabu, mengakui tugboat Brahma 12 sempat diculik di perairan Filipina. Herry menuturkan, sepuluh awak kapal belum diketahui keberadaannya. Perusahaan, kata dia, masih terus berkomunikasi dengan kelompok penculik. “Kami lakukan terus Koordinasi dengan penyandera,” ujarnya.

Dari dokumen izin berlayar, tugboat Brahma 12 sejatinya milik PT Brahma International. Setelah disinggung kapal milik PT Brahma International, Herry berujar, “Ya kami memang ada perjanjian sewa yang memungkinkan kapal-kapal tugboat milik kita.”

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

22 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

9 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

20 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

24 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

24 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

24 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

26 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

27 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya