Kampus 3 Negara Ini Kembangkan Alat Bantu untuk UMKM

Reporter

Sabtu, 26 Maret 2016 19:01 WIB

Pekerja merebus ayam yang baru dipotong, tiga jam sebelum para pedagang mogok berjualan di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, 20 Agustus 2015. Sejumlah pedagang ayam di daerah Jawa Barat sepakat mogok berdagang beberapa hari setelah harga ayam terus meroket sepanjang Agustus. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Malang-Empat perguruan tinggi dari tiga negara Asia bersepakat membuat prototipe alat yang bisa dimanfaatkan untuk membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Kesepakatan itu ditandatangani Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Singapore Polytechnic (SP), Kanazawa Institute of Technology dan Kanazawa Technical College. Kesepakatan empat perguruan tinggi di Indonesia, Singapura, dan Jepang ini dicapai setelah mereka menyelesaikan program belajar cepat atau learning express (LEx) di Kampus III UMM Landungsari, Kota Malang, Kamis, 24 Maret 2016.

Program LEx diikuti 68 peserta dari empat perguruan tinggi itu. "Di acara pentutupan kami bersepakat untuk berkolaborasi membuat tiga prototipe karya yang bisa membantu UMKM, khususnya UMKM di Kota Batu. Konsep prototipe karya 68 peserta LEx akan dimatangkan di Prefektur Kanazawa, Jepang pada September mendatang,” kata Soeparto, Asisten Rektor Bidang Kerjasama UMM, Sabtu, 26 Maret 2016.

Program LEx tahun ini diadakan di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Selama empat hari 68 mahasiswa dari tiga negara itu menemukan permasalahan UMKM yang bergerak dalam bidang usaha pemotongan ayam, pabrik tahu, dan wisata tani.

Pengelolaan kebersihan, misalnya, menjadi masalah paling menonjol di UMKM pemotongan ayam. Ayam yang sudah dipotong dibersihkan bulu dan kotorannya dengan cara direndam ke dalam air mendidih. Cara ini dianggap kurang efektif karena pengerjaannya cuma memakai kayu dan tangan. Kebersihan, keamanan dan kesehatannya juga kurang sehingga diperlukan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan pemotongan ayam.

Mahasiswa Biologi UMM Adjar Yusrandi Akbar mengatakan, untuk membantu usaha pemotongan ayam diperlukan alat tambahan seperti panci berlubang yang memiliki pegangan untuk tangan. Tempat penampungan ayam didesain sedemikian rupa sehingga dapat menampung ayam beserta kotorannya. Kotoran ayam dapat terangkat dan tidak melebur dengan air yang akan digunakan untuk membersihkan ayam berikutnya. “Sedangkan tempat pegangan di panci yang berlubang juga akan memudahkan untuk pemutaran ayam sehingga tidak perlu memakai kayu lagi,” ujar Adjar.

Kelompok lain juga menemukan permasalahan baru di pabrik tahu. Dari sisi proses produksi sebenarnya tidak bermasalah. Namun, kepulan asap hitam yang keluar dari pabrik membuat masyarakat sekitar tidak nyaman. Kesehatan dan aktivitas warga terganggu.

Permasalahan itu disikapi peserta LEX dengan rencana mendesain pabrik dan pembuatan alat bantu. Nantinya pabrik menggunakan dua corong untuk memisahkan uap dan asap. Corong pertama digunakan untuk mengalirkan uap air yang mendidih untuk pembuatan tahu. Sedangkan corong kedua digunakan sebagai saluran asap dari pembakaran kayu untuk mendidihkan air.

“Sedangkan alat bantunya difungsikan untuk mengurangi kepekatan asap hitam yang keluar dari pabrik, dengan cara ditambahkan arang aktif dan serabut kelapa di dalam pipa sehingga asap akan tersaring dan warnanya berubah lebih bersih,” kata Anggita Elma Winda, salah seorang peserta LEx.

Hanum Shirotu Nida, mahasiswa Teknik UMM peserta LEx, menjelaskan masalah yang ditemukan pada UMKM wisata tani. Dia kawan-kawan di kelompoknya sepaham bahwa lebih menarik jika tanaman ditata rapi dan dibedakan sesuai jenisnya.

Dalam prototipe yang mereka buat terdapat tanaman hias, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang dibedakan sesuai dengan lahannya. Di setiap tanaman juga diberi keterangan untuk mengedukasi pengunjung. Kami juga menyediakan tempat yang dapat menjual tanaman organik yang dikelola oleh warga setempat sehingga dapat menjadi pemasukan lebih bagi warga setempat. “Terlebih, lokasinya berada di dekat wisata rafting sehingga banyak orang yang akan berkunjung ke kampung wisata ini,” ujar Nida.

Acara penutupan kemarin ditandai dengan penyerahan produk LEx tahun lalu yang diberi nama larvae separator dan diserahkan kepada Suardi, pemilik usaha budidaya ulat di Batu. Alat ini berfungsi untuk memisahkan larva dan ulat.

ABDI PURMONO

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

7 Maret 2024

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UMM Magang di Kedubes RI di Ceko, Jajal Divisi Atase Politik hingga Ekonomi Intelijen

12 Januari 2024

Mahasiswa UMM Magang di Kedubes RI di Ceko, Jajal Divisi Atase Politik hingga Ekonomi Intelijen

Aldin Ulil Amri Ramadhan, Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih mimpinya untuk bekerja di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Amira Lulus Kuliah dengan IPK 4 dan Miliki Segudang Prestasi

3 Januari 2024

Perjalanan Amira Lulus Kuliah dengan IPK 4 dan Miliki Segudang Prestasi

Simak di sini kisah Amira lulus dengan IPK sempurna.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Bikin Aplikasi Ngaji.AI, Dosen UMM Raih Penghargaan Diktiristek Nasional

19 Desember 2023

Bikin Aplikasi Ngaji.AI, Dosen UMM Raih Penghargaan Diktiristek Nasional

Dosen Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM Aminudin memperoleh penghargaan karena membuat Ngaji.AI.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

18 Desember 2023

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

Mahasiswa UMM Shazma Anwar meneliti kontaminasi mikroplastik pada tanaman pangan. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak makanan yang terkontaminasi mikroplastik, termasuk kentang dan produk UMKM

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

27 November 2023

Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

Salah satunya untuk menangkal petir dengan tidak menggunakan handphone, termasuk di dalam mobil.

Baca Selengkapnya