Uji Rambut Lebih Efektif Tes Narkoba, Ini Penjelasannya  

Reporter

Senin, 21 Maret 2016 21:15 WIB

Polisi memeriksa hasil tes urine para calon siswa baru di SMA Negeri 28 Tangerang. Beberapa sampel urin para siswa diletakan di dalam tabung, untuk diteliti apakah mengandung senyawa narkoba. Tangerang, Banten, 1 Juli 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng Mohammad Faqih menyatakan uji rambut lebih akurat untuk mengetahui seseorang mengkonsumsi narkoba atau tidak. Karena itu, ia menyarankan Komisi Pemilihan Umum menggunakannya dalam tes kesehatan Pemilihan Kepala Daerah 2017.

"Zat bertahan di rambut lebih lama. Kalau tes darah sama urine paling lima hari hilang," kata Faqih dalam diskusi “Evaluasi Tahapan Pencalonan Pilkada 2015” di gedung KPU, Jakarta, Senin, 21 Maret 2016.

Menurut dia, hal itu dapat membantu mengidentifikasi pengguna yang bersifat situasional (sesekali). Berbeda dengan pecandu yang sudah akut, pengguna situasional sulit ditebak bila sekadar tes urine. "Pemeriksaan urine atau darah ini ada kelemahan. Kalau tidak mengkonsumsi narkoba 1-2 minggu, saat diperiksa hasilnya negatif. Meskipun dia sebenarnya pemakai," ucapnya.

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Shinta Dame Simanjuntak sepakat bahwa hasil dari uji rambut lebih valid. Alasannya, zat-zat narkoba yang dikonsumsi lebih lama terserap di rambut. "Kalau botak gimana? Ya, pakai rambut bagian tubuh lain," tuturnya.

Namun Shinta menuturkan ada keterbatasan dalam uji rambut. Saat ini Indonesia tidak memiliki alat yang cukup. Peralatan yang memadai hanya berada di kantor pusat BNN di Cawang. Proses pemeriksaan pun memakan waktu 2-3 hari.

Meski ada keterbatasan, dia memastikan BNN siap bila dilibatkan KPU untuk uji rambut kepada semua peserta pilkada mendatang di Indonesia. BNN meminta KPU membuat mekanisme yang jelas untuk mengakomodasi tes kepada pasangan calon yang berada di daerah-daerah. "Bisa kirimkan sampel dari daerah, sehari kirim, lalu kami butuh 2-3 hari," ujarnya.

Uji rambut ini diharapkan mencegah adanya kepala daerah terpilih tersandung kasus narkoba. Sebelumnya, Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Noviadi ditangkap BNN karena diduga sebagai pengguna narkoba. Ia ditangkap sebulan setelah menduduki jabatannya.

Ketua KPU Husni Kamil Manik membantah pihaknya saat pilkada lalu kecolongan atas kasus Noviadi. "Belum tentu, bisa jadi dia baru pakai, atau situasional, atau bahkan mengelabui hasil tes," ucapnya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

9 menit lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

2 jam lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

1 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

2 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

3 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

4 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

4 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

5 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

6 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya