Kisah Minyak Pecel Lele dan Penerang di Hari Bumi
Editor
Widiarsi Agustina
Senin, 21 Maret 2016 04:34 WIB
TEMPO.CO, Pontianak - Sebanyak 2.500 pelita dari bahan daur ulang menerangi perayaan Earth Hour di Kota Pontianak, Sabtu, 19 Maret 2016. Minyak yang digunakan untuk bahan bakar adalah bekas gorengan warung pecel lele di kota itu.
"Selama sebulan kami kumpulkan dari warung-warung pecel lele dan pecel ayam. Terkumpul 22 liter," kata Hendra Aulia Rahman, koordinator Konfigurasi Earth Hour Kota Pontianak. Kapas digunakan sebagai sumbu, potongan styrofoam dan kertas aluminium foil bekas kotak rokok untuk pengapung.
Ribuan wadah untuk pelita terbuat dari kaleng bekas, botol air mineral bekas, dan botol minuman. Selebrasi dilakukan di halaman Masjid Raya Mujahidin Pontianak, pukul 21.30 WIB, selama satu jam. Animo masyarakat yang ikut dalam selebrasi Earth Hour kali ini cenderung lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Munaweroh, koordinator Earth Hour Kota Pontianak, mengatakan, sejak diselenggarakan pertama kali di Pontianak pada tahun 2012, Earth Hour Pontianak sudah menggelar beberapa aksi secara berkelanjutan. Aksi tersebut dilakukan baik menjelang maupun setelah selebrasi, seperti aksi penanaman pohon, restorasi mangrove, pembersihan sampah, kampanye ke sekolah dan ruang publik, serta kunjungan ke beberapa media di Kota Pontianak. Aksi-aksi kampanye yang dilakukan mengusung isu penghematan energi dan air, daur ulang kertas, hemat kertas, bersepeda, dan diet plastik. Di media sosial kampanye ini menggunakan tagar #PlastikTakAsyik dan #BeliYangBaik.
“Di tahun ke-lima ini, kami mengangkat tema #IniAksiPontianak. Kami ingin menunjukkan bahwa ini aksi kita dalam upaya menahan laju perubahan iklim," katanya. Gerakan penghematan energi dilakukan tidak hanya pada saat perayaan Earth Hour saja, tapi juga setelah dan seterusnya menjadi gaya hidup, "sesuai tanda ‘+’ pada logo Earth Hour,” tambahnya.
Dukungan datang dari berbagai pihak, baik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kota Pontianak, korporasi, maupun puluhan komunitas pendukung, seperti OIKOSNOMOS, KlentankKlentunk, Gerakan Senyum Kapuas, Forum Anak Kota Pontianak, dan 1000Guru Kalimantan Barat.
ASEANTY PAHLEVI