Pekerja mengeruk kulit kabel listrik menggunakan alat berat di tempat penampungan gudang kendaraan berat Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Bendungan Hilir, Jakarta, 2 Maret 2016. Kulit kabel listrik yang ditemukan di gorong-gorong Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banjir di sekitar Istana Negara. TEMPO/M Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Bandung - PT PLN (Persero) mengakui bahwa sampah bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong di Kota Bandung adalah milik perusahaan pelat merah tersebut. Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Jawa Barat Suhatman mengatakan hal tersebut berdasarkan hasil investigasi PLN.
“Hasil investigasi rekan-rekan PLN area Bandung, adanya kulit kabel tersebut merupakan tindakan pencuri kabel tanah milik PLN,” kata Suhatman dalam keterangan persnya, Jumat, 18 Maret 2016.
Menurut dia, dari hasil investigasi pihaknya, kabel tanah tersebut terkelupas karena pencurinya hanya mengincar bagian dalam kabel yang berbahan tembaga. “Sedangkan kulit kabel ditinggalkan di gorong-gorong,” ucap Suhatman. PLN mengaku belum memutuskan langkah yang akan dilakukan terkait dengan kasus tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen mengaku telah mengkonfirmasi temuan sampah kulit kabel tersebut ke beberapa perusahaan. Salah satunya PT Telkom Indonesia. Namun perusahaan telekomunikasi itu membantah bahwa sampah bungkus kabel tersebut miliknya.
"Sudah datang dari Telkom. Setelah dilihat, katanya bukan punyanya," ucap Iskandar melalui ponselnya, Jumat, 18 Maret 2016. Dia mengaku sudah memanggil perusahaan lain untuk mengkonfirmasi temuan sampah bungkus kabel tersebut.
Tim Unit Reaksi Cepat DBMP Kota Bandung UPT Tegalega menemukan tumpukan kulit kabel merah dan hitam di gorong-gorong di kawasan Jalan Pagarsih, mulai Terusan Pasirkoja hingga Jalan Astanaanyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, pada Kamis kemarin.
Kepala UPT Tegalega DBMP Kota Bandung Kiki Rosani menuturkan kulit kabel yang menyumbat gorong-gorong tersebut menyebabkan genangan air di kawasan Pagarsih, Terusan Pasirkoja, dan Astanaanyar.