Koleksi Kebun Binatang Semarang Diduga Ilegal

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 16 Maret 2016 14:47 WIB

Seekor Orangutan koleksi Kebun Binatang Mangkang Semarang bergelantungan di tali bermain yang baru dibangun disekitar kandangnya, Kamis (22/3). TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Pengunjung kebun binatang bisa saja tidak peduli bagaimana koleksi hewan di kebun binatang itu diperoleh. Namun aktivis peduli satwa dilindungi dari Centre for Orangutan Protection (COP) meradang ketika tahu hewan koleksi kebun binatang Mangkang Kota Semarang, Jawa Tengah, dibeli secara ilegal.

Coordinator of Anti-Wildlife Crime COP, Daniek Hendarto, mengatakan penangkapan seorang pegawai negeri sipil petugas kebun binatang Mangkang terbukti sedang transaksi membeli seekor beruang madu untuk melengkapi koleksi kebun binatang itu.

“Itu terjadi pada 11 Februari 2016 saat Tipidter Bareskrim Mabes Polri menangkap pedagang satwa dilindungi di Yogyakarta. Salah satu pembelinya pegawai kebun binatang Mangkang,” kata Daniek, saat mendatangi kantor Wali Kota Semarang hari ini, 16 Maret 2016.

Daniek menyebutkan, pegawai kebun binatang Mangkang juga terbukti membeli satwa burung julang emas dengan pedagang satwa di Yogyakarta pada Januari 2016. “Jadi telah dua kali membeli satwa ke pedagang Yogyakarta,” ujarnya.

Menurut Daniek, selain melanggar Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 31 Tahun 2012 yang melarang menjualbelikan satwa dilindungi, kebun binatang juga melanggar Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1990 tentang konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.

“Dalih kebun binatang memperbanyak koleksi satwa dengan cara membeli juga dilarang. Seharusnya tukar-menukar antarkebun binatang dan diawasi oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI),” ujar Daniek.

COP meminta agar Wali Kota Semarang mengaudit kebun binatang Mangkang terkait dengan temuan itu untuk menghindari jual-beli satwa yang melibatkan petugasya.

Aktivis peduli satwa itu juga meminta agar Wali Kota Semarang memberikan sanksi berat kepada pegawai yang terbukti terlibat dalam perdagangan satwa. “Kebun binatang juga harus terbuka kepada publik bila akan menambah satwa, kelahiran, kematian, dan pertukaran guna membangun keterbukaan informasi publik,” katanya.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Semarang Herawan Sasoko membantah pembelian satwa langka oleh pegawai itu untuk koleksi kebun binatang Mangkang. “Itu untuk koleksi pribadi tak melibatkan pengelola kebun binatang,” kata Herawan.

Herawan malah menyesalkan tindakan pegawai kebun binatang Mangkang yang telah membeli tanpa laporan pimpinan. “Ke depan tak ada lagi insiden lagi,” kata Herawan.

EDI FAISOL

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

3 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

17 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

47 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

51 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

55 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya