Jokowi Minta Revisi UU Pilkada Tak Multitafsir

Reporter

Selasa, 15 Maret 2016 18:01 WIB

Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Republik Hungaria Victor Orban di Istana Merdeka, Jakarta, 1 Februari 2016. Pada pertemuan bilateral ini akan dibahas sejumlah agenda penting di antaranya, peningkatan kerja sama di bidang ekonomi digital, energi terbarukan, water management, serta perdagangan dan investasi. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo meminta agar revisi undang-undang Pemilihan Kepala Daerah tidak terjebak dalam kepentingan politik pihak tertentu. Presiden mengatakan revisi UU ini harus dikawal untuk menjamin proses demokrasi di daerah berjalan sebagaimana mestinya.

"Saya minta diperhatikan betul revisi UU Pilkada tidak pada perangkap-perangkap kepentingan politik jangka pendek. Ini harus menjamin proses demokrasi di daerah agar bisa berjalan dengan kooperatif," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai pelaksanaan Pilkada serentak di Kantor Presiden, Selasa, 15 Maret 2016.

Presiden juga meminta agar rumusan pasal-pasal dalam revisi UU Pilkada tidak multitafsir. Jokowi meminta menteri terkait untuk memperjelas pasal-pasal revisi yang dibahas. Selain itu, Presiden juga memerintahkan perbaikan regulasi pada Pilkada serentak tahun depan. Presiden meminta agar perbaikan tidak hanya sekadar tambal sulam. BACA: Revisi UU Pilkada, Kenapa DPR Perberat Syarat Calon Independen?

"Saya ingin pelaksanaan Pilkada mendatang lebih lancar aman dan disertai perbaikan. Perlu ada perbaikan regulasi memayungi pelaksanaan Pilkada selanjutnya," katanya. Perbaikan dari segi regulasi dan implementasi di lapangan, kata Jokowi, harus bersifat antisipatif dan bukan tambal sulam dari kekurangan yang terjadi ada Pilkada serentak tahun lalu.

Presiden mengakui bahwa perbaikan dari segi regulasi dan pelaksanaan Pilkada akan memakan waktu dan biaya. Tapi, Jokowi menilai proses demokrasi di daerah harus berjalan dengan adil dan transparan. Maka, Presiden menilai perbaikan regulasi juga harus bersifat jangka panjang. Hingga kini ratas masih berlangsung. Rapat dihadiri sejumlah menteri terkait seperti Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkopolhukam Luhut Panjaitan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

20 menit lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

26 menit lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

38 menit lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

10 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

10 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

11 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

12 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

13 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

14 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya