Warga Surabaya Gembira Risma Tolak Maju Pilgub Jakarta
Editor
Nunuy nurhayatiTNR
Jumat, 11 Maret 2016 15:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kota Surabaya senang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menolak dicalonkan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Salah satunya Farah Oktafiani. Menurut gadis 22 tahun itu, Risma tidak cocok jadi Gubernur DKI. "Di Jakarta, Bu Risma belum tentu bisa bagus memimpin seperti di Surabaya," kata Farah kepada Tempo, Jumat, 11 Maret 2016.
Menurut Farah, masalah di Jakarta akan semakin kompleks dan berbeda dengan Surabaya. Model kepemimpinan Risma, menurut dia, lebih cocok ditempatkan di Kota Surabaya.
"Jakarta kotanya keras, kultur budaya juga beda, lebih heterogen dan susah diatur, tidak kayak Surabaya, warganya gampang diatur," tuturnya.
Baca juga: Tolak Jadi Calon Gubernur DKI, Ini Alasan Risma
Warga Surabaya lainnya, Bram Brahmantya (26) mengatakan sebaiknya Risma menyelesaikan masa jabatannya dulu. Sebab, menurut dia, pembangunan di Surabaya masih belum maksimal. "Pekerjaan rumahnya Bu Risma banyak, terutama soal pembangunan infrastruktur," ucap warga Rungkut itu.
Bram menyarankan Risma segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan membangun mass rapid transit seperti yang dia janjikan. Selain itu, menyediakan resapan air agar Surabaya tidak lagi banjir. "Sudah, pokoknya Bu Risma tidak boleh ke Jakarta. Jakarta itu ruwet, enakan di Surabaya," ujarnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Lifa Hestina. Dia sangat bersyukur Risma tidak mau dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia menjelaskan, saat ini belum ada yang cocok dan bisa menggantikan Risma menjadi Wali Kota Surabaya.
"Bu Risma itu yang terbaik pokoknya. Sudah ya Bu, di Surabaya aja," katanya.
Baca juga: PDIP Surabaya Tak Keberatan Risma Maju di Pilkada DKI, Mengapa?
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri rapat dewan pertimbangan presiden di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016. Dia membantah kehadirannya itu dikaitkan dengan kabar yang beredar selama ini bahwa ia sedang dipersiapkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk masuk bursa calon Gubernur DKI Jakarta.
Bahkan Risma mengatakan sejak awal ia sudah menemui ketua umum partai, Megawati Soekarnoputri, untuk menolak jabatan itu. “Jadi saya yang menghadap Ibu (Megawati), mungkin satu bulan yang lalu. Waktu itu saya sampaikan, ‘Bu, saya mendapat amanah di Surabaya. Dan saya mohon saya tidak dicalonkan gubernur, baik Jawa Timur maupun di DKI’,” ucapnya.
EDWIN FAJERIAL