Barang bukti senjata api milik kelompok teroris Santoso, dua senjata M16 dan senjata rakitan, diamankan polisi di Polres Parigi, Sulawesi Tengah, 3 April 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Satuan Tugas Operasi Tinombala berhasil mendesak kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
"Pasukan berhasil mendesak kelompok Santoso hingga lingkup lima kali lima kilometer," kata Luhut di gedung Kementerian, Jakarta Pusat pada Jumat, 11 Maret 2016. "Mereka digiring dan dikepung ke arah gunung."
Luhut tak memerinci lokasi kelompok Santoso di Poso. Namun Luhut menegaskan pasukan Tinombala, yang terdiri atas TNI dan Polri, sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Keberadaan Santoso di lokasi yang dikepung, kata Luhut, sudah berdasarkan identifikasi dari tim lapangan.
"Kami berharap Santoso bisa turun menyerahkan diri," kata Luhut. "Sudah kami mengerahkan tim kecil untuk melawan gerilya mereka. Kalau Santoso menyerahkan diri, tak perlu ada tindakan tegas."
Luhut belum menargetkan kapan timnya akan menyelesaikan operasi. Ahad lalu, Luhut mengusulkan masa operasi Tinombala diperpanjang selama enam bulan ke depan agar maksimal. "Dari zaman dulu yang namanya operasi gerilya tak bisa ditarget kapan beres, tak bisa saya bilang bulan depan atau besok selesai," katanya. "Medannya juga berat."
Pemerintah, kata Luhut, telah menyiapkan sejumlah program deradikalisasi di Poso. Pemerintah sedang berdiskusi untuk mengirim guru yang bisa menjelaskan masalah-masalah kebangsaan sebagai deradikalisasi. "Karena gerak radikal di sana tak lepas dari konflik akhir 1999, banyak guru yang eksodus dari sana sehingga paham radikal bisa bertahan dan menyebar," ujarnya.