Purwakarta Gratiskan Transfusi Darah Penderita Talasemia

Reporter

Selasa, 8 Maret 2016 23:28 WIB

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, bersama Restu, bocah penderita talasemia dan ibunya, Tuti, menyatakan menggratiskan biaya transfusi darah bagi keluarga kurang mampu di Purwakarta, 8 Maret 2016. TEMPO/Nanang Sutisna

TEMPO.CO, Purwakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menggratiskan biaya transfusi darah buat anak-anak penderita talasemia yang berasal dari keluarga miskin.

"Buat keluarga yang berpenghasilan Rp 4 juta ke bawah per bulan, kami gratiskan," kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi kepada Tempo, Selasa pagi, 8 Maret 2016.

Pada tahap awal, Dedi mengungkapkan, anggaran buat para penderita talasemia tersebut dialokasikan Rp 500 juta. Hingga saat ini penderita talasemia secara konkrit masih belum terdata. Itu sebabnya, anggaran tersebut masih bersifat sementara.

Dedi mengatakan para penderita talasemia sangat bergantung pada transfusi darah selama hidupnya. Beban biaya transfusi yang harus dipikul keluarga sangat memberatkan. Apalagi anak-anak penderita talasemia tersebut kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu.

Pemkab Purwakarta juga sudah menempatkan sejumlah dokter ahli penyakit itu, termasuk semua fasilitasnya di rumah sakit Bayu Asih. "Sehingga, semua pasien talasemia sudah bisa berobat secara penuh di rumah sakit Bayu Asih," tutur dia.

Di sela-sela kesibukannya, bertempat di rumah sakit Bayu Asih, Dedi menerima kunjungan seorang pasien talasemia, Restu, anak balita pasangan Nakim dan Tuti, warga Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari. Tuti, mengaku kewalahan membiayai transfusi darah anaknya tersebut ke rumah sakit Hasan sadikin. "Karena di Bayu Asih waktu itu belum ada persediaan darah khusus dan peralatannya, jadi, Restu rutin berobat ke Bandung," katanya.

Setelah mendapat jaminan dari Dedi bahwa biaya pengobatan transfusi darah anaknya digratiskan, Tuti langsung mengucap syukur. "Alhamdulilah, kami benar-benar tertolong," ujarnya. Apalagi, pengobatannya bisa langsung dilakukan di rumah sakit Bayu Asih.

Direktur Utama RSUD Bayu Asih, Agung Darwis mengatakan sudah memiliki catatan khusus ihwal jumlah pasien talasemia yang rutin berobat ke rumah sakit pelat merah itu. "Untuk sementara jumlah yang tercover sebanyak 98 pasien," ujarnya.

Dari jumlah sebanyak itu, pasien yang melakukan pengobatan rawat jalan sebanyak 34 orang, 41 pasien rawat inap dan 23 lainnya pasien rawat darurat. Sejauh ini, perawatan yang dilakukan pihak rumah sakit Bayu Asih baru mencapai 98 persen.

"Beberapa bulan ke depan, insya Allah sudah bisa melakukan tindakan 100 persen," ujar Agung, seraya menyebutkan mayoritas penderita talasemia anak-anak usia dini.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

20 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

41 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

53 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

30 Januari 2024

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.

Baca Selengkapnya