Alat Peringatan Dini Gempa Tidak Akurat

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 4 Maret 2016 05:39 WIB

Seorang anggota TNI-AU melakukan pemantauan di pusat gempa yang terjadi di Kepulauan Mentawai dengan menggunakan pesawat pengintai Boeing 737, Mentawai, Sumatra Barat, 3 Maret 2016. Di lokasi ini telah terjadi gempa dengan kekuatan 7, 8 Sr. pada 2 Maret 2016. TEMPO/M iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Padang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah adanya gempa berkekuatan 7,9 SR, yang mengguncang Mentawai dan seluruh Sumatera Barat, Rabu malam, kemarin. Namun, tidak semua sirine peringatan dini yang menyala.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Ramhat Triyono mengatakan peringatan dini tsunami itu dikeluarkan dengan status siaga untuk Mentawai, Sumatera Barat; Nias, Sumatera Utara; Singkil, Aceh; dan Bengkulu Utara. Sebab, ada ancaman tsunami lebih 0,5 meter hingga tiga meter. "SOP kami untuk status siaga, masyarakat harus menjauhi bibir pantai," ujarnya Kamis, 3 Maret 2016. Namun, kata Rahmat, banyak pemerintah daerah yang tidak menyalakan sirine peringatan dini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat R. Pagar Negara mengatakan BPBD sengaja tidak menyalakan sirine peringatan dini tsunami, karena pusat gempa jauh dari Mentawai dan daerah Sumatera Barat lainnya. "Gempa kemaren itu 800 kilometer di lepas pantai barat Sumatera bagian Selatan," ujarnya.

Kata Pagar, gempa terjadi akibat dari strik-slip faulting atau sesar mendatar, dalam litosfer Samudra Indonesia dari lembeng Indo-Australia. Episentrumnya terletak 600 kilometer di barat daya zona subduksi utama yang mendefisinasikan batas lembang antara India/Australia dan lembang Sunda lepas pantai Sumatera.

Menurut dia, gempa tersebut cenderung tidak membangkitkan tsunami atau menyebabkan tsunami dalam skala kecil. "Makanya kami tidak menyalakan sirene peringatan dini," ujarnya.

Namun, kata Pagar, sirine sistem peringatan dini (early warning system) akan dinyalakan jika gempa tersebut terjadi di kawasan megathrust atau zona gempa besar, Sebab, itu adalah daerah yang berpotensi menimbulkan tsunami dengan skala besar.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Barat Ade Edward mengatakan gempa yang mengguncang Sumatera Barat pada Rabu malam, tidak berpusat di zona megathrust. Sehingga, tidak menyebabkan gelombang tsunami besar. Gelombang tsunami dengan skala besar bakal terjadi jika pusat gempa berada di sesar naik (megathrust) Mentawai. Kawasan ini merupakan tempat tumbukan antarlempeng Samudra Indonesia dengan lempeng Eurasia.

Ade juga menilai, sistem sistem peringatan dini (INA Tews) tsunami mesti dievaluasi. Sebab, tidak memberikan peringatan dini yang akurat dan efektif. "Software aplikasi ini dibangun sekitar tahun 2007 dengan basis data riset tahun 2006," ujarnya. Menurut dia, software ini tidak sesuai dengan perkembangan riset geotektonik dan tsunami genik kawasan Mentawai terbaru. Sehingga sistem ini harus dievaluasi.

ANDRI EL FARUQI

Berita terkait

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

12 menit lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

1 jam lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

2 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

4 jam lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

19 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

19 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

1 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

1 hari lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya