Pesawat tempur taktis Super Tucano saat mendarat di Skadron 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, 29 Februari 2016. Pesawat tempur taktis ini berkecepatan tinggi dan lincah dalam bermanuver dengan tingkat ketahanan cukup tinggi dan tingkat keamanannya yang bertambah berkat pelindung baja di sekitar kokpit dan critical systems redundancy. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Malang - Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, kembali menerima empat pesawat tempur jenis Super Tucano baru, Senin, 29 Februari 2016. Pengiriman ini merupakan yang ketiga berdasarkan pesanan Markas Besar TNI Angkatan Udara dari Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), yang berbasis di Sao Paulo, Brasil.
Sebelumnya, empat pesawat tersebut dikirim langsung serta diterima pada 2 September 2012 dan 26 September 2014. Kini tersisa empat pesawat lagi yang belum dikirim.
“Alutsista (alat utama sistem persenjataan) udara kita makin kuat dengan kedatangan empat pesawat ini," kata Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama TNI Djoko Senoputro.
Sebelum dioperasikan, empat Super Tucano terbaru itu akan menjalani test flight agar bisa diketahui kondisinya setelah dikirim dari Brasil. Dia menjelaskan, pengiriman pesawat menghabiskan waktu 14 hari sejak dikirim dari Brasil pada Senin, 15 Februari 2016.
Keempat pesawat terbaru itu akan ditempatkan di Skuadron 21—di bawah kendali operasional Wing 2—dengan diberi nomor register TT-3110, TT-3114, TT-3115, dan TT-3116. Skuadron 21 bertugas mengoperasikan pesawat tempur taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara.
Sejatinya, Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh telah menerima 12 dari 16 pesawat yang dipesan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Jumlah pesawat berkurang jadi 11 setelah satu pesawat bernomor register TT-3108 jatuh di permukiman penduduk di Kota Malang, Jumat, 12 Februari 2016. Kecelakaan itu menewaskan pilot dan juru mesinnya serta dua warga.
Super Tucano digunakan TNI AU sebagai pesawat latih tempur menggantikan armada Bronco. Selain Brasil dan Indonesia, pesawat Super Tucano digunakan Angkatan Udara Kolombia, Cile, Republik Dominika, Ekuador, dan Venezuela.