Sejumlah atraksi barongsai dan berbagai kesenian daerah ditampilkan dalam acara pesta rakyat Cap Go Meh di Bogor, Jawa Barat, 22 Februari 2016. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
TEMPO.CO, Karawang - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana ingin mewujudkan Kabupaten Karawang sebagai kota pluralis. Cellica mengatakan ingin menjadikan kota lumbung padi nasional tersebut menjadi wilayah basis pertemuan antaretnis, agama, dan budaya.
"Keragaman berkarakter adalah ciri persatuan, dan ini yang akan kita wujudkan di Karawang," ujar Cellica kepada wartawan di sela kegiatan Festival Cap Go Meh, Minggu, 28 Februari 2016.
Cellica mengatakan di Karawang, kegiatan Cap Go Meh berhasil dirayakan selama 17 kali berturut-turut. "Sudah 17 tahun, warga Karawang merayakan Cap Go Meh, hal itu menjadi contoh jika masyarakat Karawang bisa menjaga silaturahmi antaretnis dan agama," ucapnya.
Perayaan Festival Cap Go Meh di Karawang kali ini menjadi spesial. Ketua pelaksana festival, Yen Mei, menyebut adanya dukungan langsung dari pemerintah daerah dan hadirnya Sinta Nuriyah, istri dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang menjadi Presiden ke-4 Indonesia. “Kedatangannya (Sinta Nuriyah) merupakan kebanggaan bagi kita sebagai etnis Tionghoa,” katanya.
Selain menampilkan ratusan barongsai, Cap Go Meh pun menampilkan parade kirab budaya. Di antaranya puluhan joli dan arakan tandu pembawa hasil panen di Karawang. “Ada sekitar 20 kota yang ikut serta dalam kirab budaya dan barongsai ini, seperti Bogor, Bandung, Semarang, dan yang paling jauh adalah dari Makassar,” ungkap Yen Mei.