Dinding Makam Raja Yogya Senilai Rp 5,9 Miliar Rusak  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 23 Februari 2016 19:27 WIB

Jenazah Hamengku Buwono IX dibawa Kiai Ratapralaya menuju makam Imogiri, Yogyakarta, 8 Oktober 1988. Dok. Perpustakaan Nasional

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dana Keistimewaan yang tiap tahun digelontorkan pemerintah pusat sebesar ratusan miliar rupiah untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dinikmati Keraton Yogyakarta, termasuk untuk membangun makam baru di kompleks Makam Raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta. Pembangunan makam itu diguyur dana Rp 5,9 miliar. Namun, baru saja bangunan itu selesai digarap pada akhir tahun lalu, satu sisi dindingnya telah retak.

“Itu sudah sepekan lalu karena diguyur hujan terus-menerus,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono selaku kuasa pengguna anggaran perluasan makam, Selasa, 23 Februari 2016.

Bangunan baru tersebut disediakan untuk makam tiga Raja Kasultanan Yogyakarta setelah Sultan Hamengku Buwono IX, termasuk Sultan Hamengku Buwono X dan penerusnya. Umar menjelaskan, guyuran hujan menyebabkan struktur lapisan tanah yang belum sepenuhnya padat menjadi labil. Akibatnya, dinding retak cukup lebar. Saat ini bangunan itu memasuki tahap pemeliharaan selama enam bulan setelah bangunan selesai.

Rencananya, bangunan baru itu akan diserahkan kontraktor kepada pemerintah Yogyakarta pada Juni mendatang. Umar akan menyerahkan kepada pihak keraton. “Menunggu konsolidasi (pemadatan) tanah selesai dilakukan,” kata Umar.

Bangunan baru dari perluasan makam itu seluas 55 x 55 meter. Perluasan ke sisi timur dari makam sebelumnya dilakukan karena kompleks permakaman itu sudah penuh. Jenazah putra HB IX, almarhum Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo yang wafat pada akhir 2013 dan semestinya dimakamkan di Imogiri, akhirnya dimakamkan di Makam Raja-raja Mataram di Kotagede. Pembiayaan perluasan makam itu memakai dana keistimewaan sebesar Rp 5,9 miliar.

Sebelumnya, Pengageng Puroloyo Makam Imogiri dan Makam Kotagede, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hastononingrat menjelaskan, makam itu dibangun pada 1632-1640 oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo sebagai pendiri Kerajaan Mataram. Posisi makam Sultan Agung berada paling atas dibanding makam sultan lain. Pada sisi timur dari makam Sultan Agung terdapat makam Raja-raja Keraton Yogyakarta. Sedang sisi baratnya adalah makam Raja-raja Keraton Surakarta. “Lokasi makam juga bertingkat. Paling atas untuk Sultan, di bawahnya untuk istri, lalu anak-anaknya,” kata Hastononingrat.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya