Tangkap 40 Orang, Polisi Identifikasi Jaringan Teroris  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 23 Februari 2016 18:17 WIB

Telepon genggam milik warga mengabadikan aksi aparat kepolisian dan Densus 88, menggrebek sebuah tempat persembunyian teroris di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 15 Februari 2016. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, teroris yang ditangkap hari ini masih berhubungan dengan jaringan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Abu Wardah alias Santoso. TEMPO/Akhyar

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI mengaku sedang mengidentifikasi jaringan terorisme di Indonesia setelah pihaknya melakukan penangkapan besar-besaran pascateror Thamrin, Kamis, 14 Januari lalu.

“Sekarang ini kami lagi memilah jaringan mereka,” tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto di kantornya, Selasa, 23 Februari 2016.

Agus mengatakan, sejak tragedi teror Thamrin hingga saat ini, kepolisian telah menangkap sedikitnya 40 orang. Mereka ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan tindakan teror di sejumlah wilayah, termasuk teror Thamrin.

Dari penelusuran sementara, 40 tersangka tersebut berasal dari berbagai kelompok terorisme di Indonesia. Mulai jaringan Santoso alias Abu Wardah, Abu Jandal, Aman Abdurahman, hingga Bahrun Naim. Terkait dengan bom Thamrin, polisi mencurigai aksi tersebut digalang secara bersama-sama atas sokongan Bahrun Naim dari Suriah.

Namun Agus tidak dapat memerinci berapa jumlah masing-masing anggota di setiap kelompok yang berhasil ditangkap polisi. Menurut dia, memetakan jaringan mereka membutuhkan waktu. Apalagi, biasanya mereka menerapkan sistem jaringan terputus.

“Kami pilah-pilah lagi, ada yang terkait teror Thamrin, ada yang terkait kepemilikan senjata api, jaringan Poso, dan bom Cimanggis,” kata Agus. Menurut dia, ada juga beberapa orang yang dicurigai terkait dengan teror JW Marriott beberapa tahun silam.

Sebelumnya, kepolisian melakukan penangkapan lima orang teroris di Malang pada Jumat pekan lalu. Tak berapa lama, pada Minggu, 21 Februari, polisi menangkap teroris di Cisauk, Tangerang. Seorang berinisial DAP ditangkap di rumahnya.

Sejak Desember tahun lalu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror menggerebek sejumlah tempat dan menangkap orang yang dicurigai sebagai teroris.

Bahkan polisi mengklaim telah menggagalkan aksi bom bunuh diri yang akan dipimpin oleh Arif Hidayatullah. Namun, sayangnya, pada pertengahan Januari kepolisian kecolongan saat terjadi tragedi teror Thamrin.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

17 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

18 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya