Pasca-Teror Thamrin, Polisi Tangkap 40 Terduga Teroris

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 23 Februari 2016 04:54 WIB

Petugas kepolisian dari Densus 88 menggeledah rumah teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 28 Januari 2016. Penggeldahan tersebut diduga terkait aksi Bom Thamrin. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI mengaku telah menangkap sedikitnya 40 terduga teroris pasca-tragedi teror Thamrin pada pertengahan Januari lalu.

“Sampai saat ini sudah 40 orang,” kata Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Agus Rianto, di kantornya, Senin, 22 Februari 2016.

Agus mengatakan tidak semua pelaku yang ditangkap terlibat dengan teror Thamrin. Dia hanya memastikan 40 orang yang ditangkap tersebut terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk teror Thamrin.

Saat ini, Mabes Polri sedang melakukan validasi jumlah orang yang terlibat dengan teror Thamrin. “Saat ini masih dilakukan klarifikasi,” kata Agus. “Jumlah pastinya masih diteliti lebih lanjut.”

Menurut Agus, jumlah tersebut dimungkinkan masih terus bertambah mengingat Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror terus menggelar operasi penangkapan. Terakhir, kepolisian menangkap seorang warga Tangerang berinisial DAP, 39 tahun.

Tersangka DAP diduga terlibat dengan teror Thamrin bersama lima orang yang sebelumnya ditangkap di Malang. DAP juga diduga terlibat dengan aksi teror di Cimanggis pada 2004.

Saat ini penyidik dari Densus 88 Anti-Teror masih menginterogasi pelaku, termasuk untuk mendalami peran masing-masing pelaku. “Kami masih menunggu hasil penyidikan, mudah-mudahan segera dapat infonya.”

Sebelumnya, kepolisian juga telah menangkap puluhan orang yang diduga terlibat teror Thamrin. Mereka ditangkap di sejumlah daerah, yakni Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penangkapan yang paling sering dilakukan berasal dari Bekasi.

Mereka diduga berasal dari berbagai kelompok. Mulai jaringan Santoso alias Abu Wardah, Bahrun Naim, hingga Abu Jandal. Beberapa di antaranya juga disebut-sebut termasuk kelompok dari Aman Abdurahman alias Oman.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya