TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Polres Jakarta Utara Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona membantah adanya penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi di depan area Harco Mangga Dua sekitar pukul 15.00 WIB tadi.
Daniel mengatakan ketiganya memang sempat dibawa penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara untuk diperiksa. "Saya luruskan, mereka bukan ditangkap, melainkan kami amankan karena dicurigai sebagai pelaku teroris," katanya di Mapolres Jakarta Timur, Senin, 22 Februari 2016.
Daniel mengatakan mereka sudah tiga hari lalu-lalang di dekat Samsat Jakarta Utara menggunakan mobil kijang berwarna abu-abu. Polisi curiga karena dikhawatirkan ketiganya merupakan pelaku teroris atau pelaku kejahatan perampokan.
"Kami perintahkan untuk dibawa ke Polres. Sampai di Polres, kami geledah, itu pun masih tidak mau ngomong, akhirnya kami menemukan kartu anggota KPK. Setelah kami konfirmasi, ternyata benar," ujarnya.
Daniel mengaku tidak tahu apa yang mereka lakukan selama tiga hari di depan Mangga Dua. "Kami tidak bisa memberi tahu motif mereka apa. Yang jelas, mereka sedang bertugas," ujarnya. Ketiga penyidik KPK itu adalah Ajun Inspektur Satu Darman, Bagoes Purnomo, dan Waldi Gagantika.
Lebih jauh Daniel mengatakan tidak ada status yang disangkakan terhadap ketiganya setelah pihaknya memeriksa selama kurang-lebih satu jam. "Statusnya biasa-biasa aja karena mereka tidak bersalah, sudah kami pulangkan," katanya.
ABDUL AZIS
Berita terkait
Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik
10 Oktober 2018
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengimbau agar polemik yang terjadi antara Polri dan KPK tak diperpanjang.
Baca SelengkapnyaKapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda
29 Desember 2017
Rencana Kapolri membentuk Detasemen Khusus (Densus) Antikorupsi akan dilanjutkan setelah perseteruan KPK dengan DPR mereda.
Baca SelengkapnyaDitanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja
10 November 2017
Menurut Febri dalam tugas KPK menangani kasus-kasus besar, ada kemungkinan terganggu dengan berbagai hal baik isu hukum maupun non hukum.
Baca SelengkapnyaSPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4
10 November 2017
Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan terbitnya SPD dua pimpinan KPK merupakan adanya indikasi Cicak versus Buaya jilid 4.
Baca SelengkapnyaSPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab
9 November 2017
Tito Karnavian menyampaikan komitmen tidak ingin membuat gaduh antara Polri dan KPK.
Baca SelengkapnyaPolri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik
26 September 2017
Menurut Syafruddin, keberadaan Densus Antikorupsi akan menopang kinerja KPK, sebab fokus KPK adalah memicu pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaAktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot
30 Agustus 2017
Aktivis mencatat tiga pelanggaran yang dilakukan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Kapolri Soal Telegram Rahasia
26 Desember 2016
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jika ada yang berbuat satu, ada yang bermasalah satu, maka akan mempengaruhi citra institusi.
Baca SelengkapnyaTelegram Rahasia yang Dianggap Langkah Mundur Polisi
26 Desember 2016
Sumber Tempo menyebutkan surat telegram itu diterbitkan lantaran sejumlah polisi sedang terjerat masalah hukum di KPK.
Baca SelengkapnyaBebas, Akankah Antasari Azhar Terjun ke Politik?
10 November 2016
Antasari Azhar menyatakan ingin menjadi wartawan. "Biar kita saling tulis," katanya.
Baca Selengkapnya