Banjir Bandang Ancam Lereng Merapi-Merbabu

Reporter

Senin, 15 Februari 2016 05:19 WIB

Seorang relawan PMI memantau sinyal aktivitas Merapi dari radio di depan mobil yang tertutup abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). Hujan abu dan pasir terjadi di lereng Merapi pada pukul 04.15 hingga 05.33 pagi dan ratusan warga sempat dievakuasi ke pengungsian. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, KLATEN-– Pemerintah daerah diminta mengidentifikasi sungai-sungai di wilayahnya yang berpotensi menghadirkan bencana banjir bandang. Pemerintah dan juga masyarakat harus mengenalinya karena banjir bandang bersifat merusak (destruktif) dan berlangsung cukup cepat.



“Sungai-sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi dan Merbabu serta di wilayah Dieng termasuk berkarakter banjir bandang,” ujar anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Kelompok Kerja Banjir dan Kekeringan, Agus Maryono.



Agus memberikan peringatannya itu dalam forum diskusi tentang banjir bandang di Klaten, Sabtu pekan lalu. Dalam forum itu, Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT, Tri Handoko Seto, mengungkap potensi bencana, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan angin ribut, menjelang puncak musim hujan pada Maret mendatang.



“Menguatnya angin di wilayah barat sejak Kamis lalu berdampak pada masifnya pertumbuhan awan di Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” ujar Tri.



Terkait dengan kondisi itu, Agus menganggap perlu masyarakat mendapat banyak informasi khusus ihwal banjir bandang. Sungai berkarakter banjir bandang, ujar Agus, biasa berada di tekukan lereng tebing kritis dengan komposisi batuan lemah serta banyak timbunan material sisa tanah longsor dan pohon-pohon mati.



Advertising
Advertising

Menurut dia, banjir bandang berpotensi memakan korban karena masyarakat sering tidak menyadari jika di daerah hulu sedang terjadi hujan deras dalam durasi lama. Selain memetakan sungai rawan banjir bandang, Agus menambahkan, pemerintah harus membuat sistem peringatan dini (early warning system).




Penjabat Bupati Klaten, Jaka Sawaldi, menyatakan pemerintahan setempat telah berupaya meminimalkan dampak banjir. Mereka meluncurkan Gerakan Kali Bersih yang melibatkan ribuan anggota masyarakat, relawan, TNI, Polri, BPBD, dan sejumlah satuan kerja perangkat daerah.



Gerakan gotong-royong membersihkan sungai dari sampah yang dimulai sejak Sabtu lalu itu disebutkannya sudah menyasar sepanjang daerah aliran Kali Lunyu, Grogok, Jaliden, Kacang Ijo, dan Jalidin. “Dua pekan lalu banjir merendam belasan desa di Klaten. Penyebabnya adalah jebolnya sejumlah tanggul dan meluapnya sungai-sungai yang tersumbat sampah,” kata Jaka.



DINDA LEO LISTY

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

2 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

2 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

4 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

22 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

22 jam lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

22 jam lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

2 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

2 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

2 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya