Ex-Gafatar Diduga Sulit Dapatkan Kembali Modal Awalnya

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 13 Februari 2016 17:44 WIB

Seorang mantan anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) beraktvitas di tempat penampungan Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, 26 Januari 2016. Sekitar 431 orang mantan anggota Gafatar ditampung di Asrama Haji Donohudan. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Boyolali - Sulit bagi pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) untuk memperoleh kembali modal mereka yang dipakai untuk membangun permukiman komunal dan lahan pertanian selama bermukim di Kalimantan Barat. "Dalam rapat yang berlangsung sekitar dua jam, pihak Provinsi Kalimantan Barat menyatakan sulit bagi para ex-Gafatar untuk mendapatkan kembali modal yang mereka bawa dari kampung halaman," kata seorang sumber Tempo yang menolak disebutkan identasnya di Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat, 12 Februari 2016.

Rapat koordinasi penanganan pengikut Gafatar yang berlangsung di Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Selasa 9 Februari 2016 itu juga membahas aset pengikut Gafatar di Kalimantan Barat. Peserta rapat selain pemerintah Provinsi Jawa Tengah, juga wakil Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Jambi.

Dalam rapat koordinasi tertutup itu, Pemerintah Kalimantan Barat mengatakan aset lahan milik Gafatar diatas namakan kelompok dan belum diketahui apakah pembeliannya dulu melalui prosedur yang legal (tercatat di notaris atau pejabat pembuat akta tanah).

"Para pentolan Gafatar mustinya masih memegang data rinci ihwal jumlah uang yang terkumpul, dari siapa saja, dan telah digunakan untuk membeli aset apa saja di Kalimantan," kata sumber dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Jawa Tengah itu.

Kepala Sub Bidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya Politik Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah, Haerudin, tidak menyangkal kabar ihwal sulitnya mengembalikan modal awal para ex-Gafatar. "Sebagian ex-Gafatar di sini juga mengaku saat di Kalimantan mereka hanya mengumpulkan uang untuk dibelikan aset dan dikelola bersama," kata Haerudin di Posko Terpadu Asrama Haji Donohudan.

Seorang ex-Gafatar asal Provinsi Lampung, Pangat, 45 tahun, mengatakan memang ada pengurus di tiap permukiman ex-Gafatar. Kepada pengurus itu, Pangat dan puluhan keluarga lain menyerahkan modalnya untuk dibelikan lahan, alat-alat pertanian, bibit tanaman, barang kebutuhan pokok, untuk membangun rumah-rumah panggung dari kayu, dan kebutuhan operasional lain.

"Pasti ada catatannya, berapa uang dari kami dan penggunaannya untuk apa saja. Tapi dia (pengurus yang mengelola modal Pangat dan para ex-Gafatar lain) tidak ditampung di sini. Mungkin di Jakarta atau di lain tempat," kata Pangat yang sebelumnya bermukim di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Bersama 165 ex-Gafatar lain dari Lampung, Pangat ditampung di Asrama Haji Donohudan sejak Rabu dua pekan lalu. Hingga kini dia belum tahu kapan akan dipulangkan ke Lampung.

Bersama istri dan satu anaknya, Pangat mengaku baru sekitar 1,5 bulan tinggal di Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka membawa modal sekitar Rp 100 juta dari hasil menjual kebun, dua ekor sapi, dan sejumlah barang berharga. "Pemerintah harus mengembalikan seluruh modal kami dengan cara membeli semua aset yang tertinggal di sana (Kalimantan). Sebab, pemerintah juga yang membawa kami ke sini dan melarang kami kembali ke Ketapang," kata Pangat.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

17 Januari 2024

Pemimpin Sekte Kelaparan di Kenya Didakwa Terorisme, Sebabkan 429 Pengikut Tewas

Paul Mackenzie, pemimpin aliran sesat sekte kelaparan di Kenya akan didakwa melakukan pembunuhan dan terorisme atas kematian lebih dari 400 orang

Baca Selengkapnya

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

25 Juni 2023

Deretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar

Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.

Baca Selengkapnya

10 Indikator MUI untuk Keluarkan Fatwa Sesat, Apakah Ponpes Al Zaytun Masuk Kategorinya?

25 Juni 2023

10 Indikator MUI untuk Keluarkan Fatwa Sesat, Apakah Ponpes Al Zaytun Masuk Kategorinya?

MUI menetapkan 10 indikator untuk memberikan fatwa sesat, apakah Ponpes Al Zaytun masuk dalam kategorinya? Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Respons Kemenag soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Bakal Bekukan Jika Terbukti Sesat dan Bantah Bantuan Miliaran

23 Juni 2023

Respons Kemenag soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun: Bakal Bekukan Jika Terbukti Sesat dan Bantah Bantuan Miliaran

Kemenag buka suara soal kontroversi Ponpes Al Zaytun. Pihaknya menyebut bakal bekukan jika terbukti sesat dan bantah bantuan miliaran.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bakal Bekukan Izin Pesantren Al Zaytun Jika Tebukti Sesat

23 Juni 2023

Kemenag Bakal Bekukan Izin Pesantren Al Zaytun Jika Tebukti Sesat

Pondok pesantren di Indramayu, Al Zaytun, dituding menyebarkan ajaran sesat hingga berujung demonstrasi penolakan dari masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

MUI Pernah Mengkaji Kontroversi Ponpes Al Zaytun pada 2002: Begini Temuannya

21 Juni 2023

MUI Pernah Mengkaji Kontroversi Ponpes Al Zaytun pada 2002: Begini Temuannya

Pada 2002, MUI sebenarnya telah mengkaji sejumlah kontroversi Ponpes Al Zaytun, Indramayu, ini.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Aliran Sesat di Kenya Bertambah Jadi 201 Orang

14 Mei 2023

Korban Tewas Aliran Sesat di Kenya Bertambah Jadi 201 Orang

Sebanyak 22 mayat anggota kelompok aliran sesat kultus hari kiamat ditemukan di kawasan hutan Shakahola, Kenya, Sabtu, 13 Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Sekte Aliran Sesat di Kenya Mayoritas Anak-anak

29 April 2023

Korban Jiwa Sekte Aliran Sesat di Kenya Mayoritas Anak-anak

Pemerintah Kenya mencatat sebagian besar korban meninggal dunia terkait dengan sekte aliran sesat adalah anak-anak.

Baca Selengkapnya

15 Warga Kenya Puasa Ekstrem karena Akan Bertemu 'Penciptanya', 4 Tewas

16 April 2023

15 Warga Kenya Puasa Ekstrem karena Akan Bertemu 'Penciptanya', 4 Tewas

Lima belas warga Kenya melakukan puasa ekstrem karena diberi tahu seseorang bahwa tugas mereka di dunia sudah berakhir dan akan bertemu "penciptanya".

Baca Selengkapnya

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.

Baca Selengkapnya