Kodam Siliwangi Cetak 495 Hektare Sawah Baru di Tasikmalaya
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Jumat, 12 Februari 2016 11:04 WIB
TEMPO.CO, Tasikmalaya - Komando Daerah Militer III/ Siliwangi mencetak 495 hektare sawah baru di empat kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Satu areal yang dibuatkan sawah baru itu berada di Kampung Cikatulampa, Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah.
"Di sini jatah (pembuatan sawah baru) 100 hektare, jika wilayah mendukung bisa 220 hektare," kata Panglima Kodam III Siliwangi Mayor Jenderal Hadi Prasojo di lokasi sawah baru, Kamis, 11 Februari 2016.
Dia menjelaskan, wilayah di tempat pembuatan sawah baru sudah ada sumber air. Kodam Siliwangi, menurut Hadi, menargetkan membuat 6 ribu hektare sawah baru di Jawa Barat. Sawah akan dicetak di sejumlah kota dan kabupaten.
Tujuan mencetak sawah baru, tutur Hadi, yaitu untuk menjaga ketahanan pangan. Dia berharap sawah baru tersebut sudah bisa dipanen hasilnya pada Juni tahun ini agar menutup beban impor beras pada tahun depan. "Utamakan ketahanan pangan," katanya.
Menurut Hadi, kondisi lahan pertanian di Jawa Barat sangat bagus. Apalagi Tasikmalaya sudah sanggup mengeskpor beras ke luar negeri, termasuk Italia. "Tasikmalaya satu-satunya yang bisa ekspor ke Italia," katanya.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengatakan 12 persen lahan persawahan di wilayahnya terkikis oleh pembangunan. Itu sudah termasuk 96 hektare sawah yang dipakai untuk membangun ibu kota Tasikmalaya di Singaparna. "Sebanyak 96 hektare sawah habis dan belum tergantikan sampai sekarang," ucap Uu.
Uu menambahkan secanggih apapun teknologi yang ditemukan, jika sumber pangan kurang, masyarakat tetap akan kelaparan. Permasalahan pangan di Tasikmalaya, kata dia, bukan hanya pada lahan yang menyempit tetapi juga karena generasi muda enggan bertani. "Tidak ada yang meneruskan jadi petani," ucapnya.
Kepala Desa Padawaras Yayan Siswandi berujar telah mengajukan pencetakan sawah baru kepada Balai Penyuluh Pertanian pada 2014. Saat itu, ada kabar rencana pencetakan sawah dilaksanakan pada 2015. "Namun ada kendala, diundur. Baru 2016 ini dilaksanakan berkat kerjasama dengan TNI," ujar dia.
Lahan yang dicetak menjadi sawah baru, menurut Yayan, ada yang milik warga dan milik pemerintah desa atau tanah carik desa. Dulunya lahan tersebut berupa bukit yang ditanami kayu keras. "Prosesnya panjang, kita musyawarah dengan warga. Disosialisasikan ada program pencetakan sawah. Masyarakat siap karena saluran irigasinya sudah ada," katanya.
CANDRA NUGRAHA