TEMPO Interaktif, Jakarta: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Soetardjo Soerjogoeritno mencurigai adanya upaya menjatuhkan presiden berkaitan dengan tindakan sekretaris kabinet Sudi Silalahi. "Pertama, ada kasus tiga debitur ke istana. Yang kedua, kasus surat yang di buat Sudi," kata Soetardjo di gedung MPR/DPR Jakata, kamis (23/2). Apalagi kasus itu menimpa orang-orang dekat presiden Susilo Bambang Yudoyono. Politikus PDI perjuangan itu mengatakan presiden harus segera mengambil langkah-langkah sesegera mungkin untuk menyelesaikan kasus tersebut. Salah satunya, kata dia, presiden dapat mempertemukan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. "Kalau presiden ingin selamat, lebih baik kasus ini cepat diselesaikan daripada membakar kiri-kanan," katanya.Sudi Silalahi pada januari 2005 mengirimkan surat kepada menteri luar negeri. dalam surat itu tertulis agar menteri luar negeri segera merespon dan menerima presentasi PT Sun Hoo Engineering berkaitan dengan renovasi kedutaan besar Indonesia di Seoul, Korea Selatan. Soetardjo juga mengkritik penyidikan yang dilakukan polisi di ruang kerja Sudi. "Baru kali ini, sesorang yang diselidiki didatangi polisi. Harusnya Sudi dipanggil," ujarnya. selain itu, ia juga mengkritik kejanggalan-kejanggalan dalam kasus Sudi seperti masuknya Sudi dalam tim investigasi yang dibentuk presiden."Kejanggalan-kejanggalan yang diakibatkan sikap presiden untuk membentuk tim investigasi dimana Sudi masuk didalamnya merupakan barang baru di Indonesia. Justru Sudi yang harus di investigasi, tapi malah masuk di dalamnya," katanya. Komisi pemerintahan DPR siang ini berencana memanggil Sudi untuk meminta klarifikasi. Pramono