Hari Pers Nasional: TNI Mulai Hargai Pers, Polisi Belum

Reporter

Selasa, 9 Februari 2016 15:34 WIB

Seniman Pantomim, Wanggi Hoed melakukan aksi teatrikal bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI), di Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 2015. Aksi ini untuk memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Pers Nasional, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) membuka sejumlah catatan terkait dengan dunia pers di Indonesia. Salah satunya perihal kriminalisasi atau tekanan terhadap pers oleh lembaga penegak hukum.

"Kesungguhan aparat dalam menjaga kebebasan pers tidak sejalan dengan kesungguhan Presiden Joko Widodo. Tindak kekerasan terhadap narasumber adalah salah satunya," ujar anggota AJI, Arfi Bambani, di kantor AJI Jakarta, Selasa, 9 Februari 2015.

Arfi memberi contoh perkara yang menimpa Erwin Natosmal Oemar. Peneliti hukum dari Indonesian Legal Roundtable itu diperkarakan Mabes Polri setelah menjadi narasumber di program televisi Indonesian Lawyers Club.

Dalam acara yang ditayangkan pada Agustus 2015 itu, Erwin mengkritik Kepolisian terkait dengan kasus Sarpin Rizaldi dengan komisioner Komisi Yudisial. Kritik Erwin sudah dijawab oleh juru bicara Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan kala itu. Namun 6 bulan kemudian, ia diperkarakan.

Contoh lain, kata Arfi, masih banyaka perkara pidana terhadap pers yang mandek di Kepolisian. Jangankan diproses, kadang laporan atau aduan pun tak ditanggapi. Catatan AJI menunjukkan, setidaknya, ada 14 aduan terkait dengan pers yang tidak lanjut diproses oleh korps baju cokelat.

"Kasus pembunuhan jurnalis sejak 1996 pun tak ada jelas. Kalau kasus lain, yang memperkarakan pers, mereka cepat merespons dengan alasan tidak bisa menolak laporan," ujar Erasmus Napitupulu, peneliti dari Institute for Criminal Justice Reform.

Erasmus beranggapan, sikap kepolisian ini malah ketinggalan dari tetangga sebelahnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI, kata dia, mulai menyelesaikan satu per satu perkara antara personelnya dengan awak media. "Setidaknya, TNI ada niat untuk memperbaiki diri dibandingkan kepolisian," ujar Erasmus.


ISTMAN MP

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

2 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

31 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

36 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

36 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

11 Februari 2024

AJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.

Baca Selengkapnya