Presiden Jokowi Minta NU Tangkal Radikalisme Lewat Khotbah  

Reporter

Jumat, 5 Februari 2016 14:22 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (kanan) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, 24 Desember 2014. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke PBNU untuk meraih dukungan soal hukuman mati bagi terpidana pengedar narkoba dan upaya gerakan deradikalisasi di Indonesia. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj siang tadi. Dalam pertemuan itu, Presiden meminta NU ikut menangkal radikalisme dan terorisme melalui khotbah di masyarakat.

"Presiden meminta kepada kiai-kiai NU bahwa di dalam masyarakat harus selalu ditekankan masalah terorisme, radikalisme, dan narkoba," kata Said setelah menemui Presiden di Istana Merdeka, Jumat, 5 Februari 2016.

Selain berkhotbah di masyarakat, para kiai diminta berbicara melalui media-media mainstream, misalnya media milik pemerintah. Said berujar, melalui media, para kiai-kiai NU diminta menekankan bahaya radikalisme.

Menurut dia, penjelasan kepada masyarakat untuk mencegah merebaknya radikalisme sangat diperlukan. Pasalnya, konflik antara Sunni dan Syiah di Indonesia berpotensi meluas, seperti yang terjadi di Timur Tengah. "Bukan mustahil yang terjadi di sana terjadi di sini, karena sudah jelas tanda-tandanya. Konflik Timur Tengah terasa sekali getarannya," ucapnya.

Ia mencontohkan, di Jawa Timur, konflik Sunni dengan Syiah sangat sensitif. Kecurigaan, tutur dia, sudah telanjur muncul, padahal konflik langsung belum tentu terjadi. "NU-Syiah itu sangat sensitif sekali, padahal belum tentu, kan, apa masalahnya, apa salahnya," katanya.

Khotbah-khotbah ini, ujar Said, nanti akan diatur Menteri Agama dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Ia menegaskan, pengaturan bukan berarti dikendalikan, tapi penekanan mengenai bahaya radikalisme. "Bukan dikontrol. Itu terlalu keras, terlalu jauh. Yang penting, kami mengikuti panduan dan arahan," ucapnya.

ANANDA TERESIA




Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya