Presiden Jokowi Belum Pastikan Lokasi untuk Blok Masela
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Senin, 1 Februari 2016 19:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di mana lokasi kilang gas alam cair Blok Masela, Maluku, akan dibangun, apakah lepas laut atau di daratan, masih belum jelas. Presiden Joko Widodo kembali mengundurkan jadwal penetapan lokasi kilang yang seharusnya diumumkan pada Oktober dan Desember 2015 itu.
"Saya mau ketemu dulu dengan kontraktor dan investornya (Inpex dan Shell). Kalau nggak, saya belum mau memutuskan," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas yang digelar di Istana Negara, Senin, 1 Februari 2016.
Belum jelasnya lokasi Blok Masela hingga sekarang dipicu kritik Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli pada September 2015. Menteri dengan jurus "ngepret" itu menuding proyek Blok Masela hanya akan buang-buang duit jika dibangun di lepas laut (off shore) sesuai rencana awal.
Pertimbangan Rizal saat itu, salah satunya, karena pembangunan kilang di lepas laut terlalu mahal yaitu US$ 19,3 miliar dibandingkan dengan biaya proyek di darat hanya US$ 14,6 miliar. Selain itu, proyek tersebut dianggap tak menguntungkan rakyat Maluku juga. Kritik Rizal mendorong Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengkaji kembali proyek itu.
Dalam rapat terbatas hari ini, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, perdebatan lepas laut dan daratan itu masih berlanjut. Berbagai menteri menyampaikan pandangannya. Namun, tidak ada kata sepakat di pengujung rapat. Hal inilah, kata Pramono, yang mendorong Presiden Jokwi kembali mengundur penetapan lokasi Blok Masela.
"Perdebatan meliputi pengembalian biaya operasi hingga pendapatan negara. Sangat meriah sekali tadi," ujar Pramono usai rapat. Pramono menuturkan, Inpex dan Shell selaku investor dan kontraktor akan menemui Jokowi dalam waktu dekat untuk menyelesaikan perdebatan itu.
Sementara itu, Sudirman Said memilih tidak banyak berkomentar soal Blok Masela. Ketika dicegat awak media, Sudirman beberapa kali menghindari pertanyaan soal Blok Masela. Ia hanya mengingatkan bahwa masih terlalu awal untuk memutuskan di mana proyek Blok Masela akan dibangun.
"Masih jauh. Kami juga masih menunggu rencana pembangunannya. Pada 2018 atau 2019 baru akan ada keputusannya akhirnya," ujar Sudirman di komplek Istana Negara usai rapat selama dua jam itu.
Ditanyai peta penolakan dan dukungan Blok Masela dibangun di lepas laut selama rapat terbatas, Sudirman tutup mulut rapat-rapat. Menurut dia, hal itu sebaiknya ditanyakan kepada presiden saja. "Lagipula, proyek ini kan kerjasama antara negara dengan investor. Ya apapun keputusannya nanti, harus dihormati segala pihak," ujarnya.
ISTMAN MP