Pengikut Gafatar Minta Pemerintah Ganti Rugi Aset  

Reporter

Senin, 1 Februari 2016 14:49 WIB

Sejumlah orang berlari meninggalkan lokasi permukiman warga eks-Gafatar yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Mempawah, Kalimantan Barat, 19 Januari 2016. Massa yang beringas hanya menyisakan 2 bangunan, 1 pos dan 1 musala. ANTARA/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Boyolali - Sebagian pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, meminta pemerintah mengganti semua modal yang mereka keluarkan selama ikut hijrah atau eksodus ke Kalimantan Barat.

“Kami sudah menuruti permintaan pemerintah dibawa ke sini (Boyolali). Sekarang kami tidak punya apa-apa lagi. Kalau kami tidak boleh kembali ke Kalimantan, pemerintah harus mengganti rugi semua aset kami yang tertinggal di sana,” kata Siti Aminah, 48 tahun, Senin, 1 Februari 2016.

Siti adalah warga asli Provinsi Lampung. Pada Desember 2015, Siti dan suaminya memutuskan bergabung dengan sejumlah sanak saudaranya yang sudah sekitar setengah tahun pindah ke Ketapang, Kalimantan Barat. “Di sana, tidak ada yang namanya Gafatar. Kami cuma ingin menyusul sanak saudara, menggarap lahan pertanian,” kata Siti. Di Ketapang, Siti dan 84 keluarga lain menempati lahan 40 hektare milik warga setempat.

Siti mengaku membawa modal sebesar Rp 185 juta dari hasil menjual kebun dan sawah di kampung halaman. “Ada yang modalnya sampai Rp 200 juta lebih. Semua uang itu kami kumpulkan untuk membeli lahan, membangun rumah, membeli traktor, hewan ternak, dan lain-lain,” ujar Siti.

Bersama sejumlah warga lain, Siti dan suaminya mendapat jatah lahan seluas tujuh hektare untuk ditanami bermacam sayuran dan buah semangka. “Rencananya, kalau sudah panen, hasilnya akan dibagi sesuai dengan besar modal awal masing-masing,” kata Siti.

Belum genap sebulan mengolah lahan, Siti dan 84 keluarga lain diminta pemerintah mengungsi ke Jawa karena buntut dari kasus penyerangan permukiman pengikut Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat.

Menurut Siti, hanya ada waktu empat hari bagi mereka untuk menjual sebagian aset meliputi sepeda motor, sapi, kambing, traktor, dan lain-lain. “Semua dijual dengan harga murah. Uangnya kami bagi untuk ongkos selama di Jawa,” kata Siti, yang tiba di Asrama Haji Donohudan, sejak Rabu pekan lalu.

Siti belum tahu kapan akan dijemput tim dari pemerintah Lampung. “Kalau harus pulang ke Lampung, kami minta pemerintah membeli tanah kami di Kalimantan sesuai dengan harga yang dulu kami bayarkan. Kami butuh uang untuk memulai hidup dari nol,” katanya.

Hal senada diutarakan Zainudin, 40 tahun, pengikut Gafatar asal Sumatera Utara. Bersama istri dan empat anaknya, Zainudin berangkat ke Ketapang sejak Oktober 2015. “Modal saya sekitar Rp 40 juta. Uang itu sebagian besar dari pinjaman. Kami minta pemerintah membeli semua aset yang tertinggal di sana demi kelangsungan hidup kami,” katanya.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Piala Uber 2024: Sumbang Poin Kedua saat Indonesia vs Hong Kong, Lanny / Ribka Ungkap Kunci Kemenangannya

11 menit lalu

Piala Uber 2024: Sumbang Poin Kedua saat Indonesia vs Hong Kong, Lanny / Ribka Ungkap Kunci Kemenangannya

Lanny / Ribka turun di partai kedua sebagai ganda pertama saat Indoneisa vs Hong Kong di Grup C Piala Uber 2024 pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

16 menit lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Maksimalkan Ekosistem BRI, Laba Kuartal Pertama Bank Raya Capai Rp 9,16 M

19 menit lalu

Maksimalkan Ekosistem BRI, Laba Kuartal Pertama Bank Raya Capai Rp 9,16 M

Bank Raya mencetak laba bersih pada kuartal I 2024 sebesar Rp 9,16 miliar atau tumbuh 109,56 persen yoy.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

33 menit lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

33 menit lalu

Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

Hamas pada Sabtu, 27 April 2024, mengkonfirmasi telah menerima proposal dari Israel untuk gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

33 menit lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

39 menit lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

42 menit lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

48 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya