Kasus Mirna: Jessica Tersangka & 8 Tingkah yang Mencurigakan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 31 Januari 2016 17:59 WIB

Polisi menggiring tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso menuju rumah tahanan usai diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, 30 Januari 2016. Jessica ditangkap di Hotel Neo Mangga Dua Square, Jakarta Utara, sekitar pukul 07.45 WIB. TEMPO/Dhemas Reviyanto


4. Buang Celana Jins

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya mencari celana yang dibuang oleh asisten rumah tangga Jessica Kumala Wongso. Celana jins itu dipakai Jessica saat bertemu Mirna di Kafe Olivier. Celana itu diduga dapat menjadi bukti memgungkap kasus kemarian Mirna setelah meminum kopi Vietnam yang tercampur racun di kafe tersebut.

BACA: Kasus Mirna, Ayah Jessica Sebut Pembantunya Pulang Kampung

"Ada keterangan salah satu saksi yang mengatakan bahwa yang bersangkutan membuang celana (Jessica)," kata Krishna di kantornya, Rabu, 20 Januari 2016. Kemudian, penggeledahan sepekan lalu di rumah Jessica di daerah Sunter, Jakarta Utara. Namun penyidik tak menemukan celana itu. "Kami cari ke tempat sampah sampai ke pol sampah tidak ketemu sampai sekarang," ujarnya.



Pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukinto mengatakan, celana itu dibuang atas inisiatif pembantu Jessica. Menurut Yudi, pembantu Jessica itu juga sudah diperiksa oleh polisi. "Saya tidak tahu kenapa sekarang dicari (celananya), mungkin dikira ada sesuatu. Padahal memang besar robeknya di bagian bawah saat (Jessica) bopong Mirna mau dibawa ke rumah sakit."

BACA: Sebelum 'Diculik' Polisi,Pembantu Jesica Sempat Mau Berhenti

Perihal Celana yang dibuang, kepada anggota Komnas HAM, Siane Indriani, jessica menceritakan celana tersebut merupakan celana yang sudah lama ia miliki. Celana itu sobek saat ia menaiki mobil suami Mirna. "Mobilnya Pajero, agak tinggi, sampai membuat celananya sobek saat menaikinya," ujarnya. Celana sobek Tersebut di taruh di keranjang baju sepulangnya ia dari Rumah Sakit.


5. Misteri Air Mineral

Dalam prarekonstruksi yang digelar oleh kepolisian terungkap bahwa minuman yang datang pertama adalah kopi es Vietnam pesanan Mirna. Dua minuman lainnya, yakni fashioned sazerac untuk Hani dan cocktail untuk Jessica datang belakangan. Ketika disuruh minum kopi, Jessica mengaku memiliki penyakit mag tapi dia memesan cocktail yang mengandung alkohol.

BACA: Begini Cerita Polisi Menggeledah Rumah Jessica Wongso

Darmawan Salihin, ayah Mirna, merasa dibohongi oleh Jessica. Pasalnya, saat bertemu Jessica dan mendengar keterangan Jessica untuk pertama kali terkait kejadian 6 Januari lalu, Jessica mengaku hanya memesan air mineral. Namun ternyata Darmawan mendapati bukti ia memesan minuman coctail. "Dia bohong sama saya, dia bilang cuma pesan air putih, nyatanya dia pesan coctail," ujarnya.






Terkait hal tersebut, Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, pada berita acara pemeriksaan (BAP) milik Jessica, sejak awal ia mengakui memesan cocktail. Tetapi dalam BAP ayah Mirna, Darmawan mendapat keterangan Jessica memesan minuman air mineral. "Kalau dari BAP, bapaknya mendengar Jessica meminum air mineral. Kalau di BAP jessica dia minum cocktail. Sementara BAP saksi semua menyebutkan cocktail," ujar Krishna.

BACA: Polisi Siapkan Ekspos Kasus Mirna di Kejaksaan, Apa Artinya?

Yudi, pengacara Jessica Wongso, mengatakan bahwa saat dibawa ke Polda Metro Jaya, kliennya sempat ditunjukkan salah satu alat bukti yang dimiliki oleh polisi. “Bon kopi sama cocktail,” kata Wahyudi Wibowo saat dihubungi pada Minggu, 31 Januari 2016.


6. Depresi tapi Tenang

Ahli hipnoterapi, Kirdi Putra, berpendapat ketenangan Jessica saat memberi keterangan di media bertentangan dengan keluhannya saat menemui anggota Komnas HAM. “Dia mengaku depresi dan tertekan, namun sikapnya semakin tenang, jawabannya pun diulang terus menerus,” ujar Kirdi, yang sempat dimintai bantuan polisi dalam pemeriksaan saksi terkait kematian Mirna.

Kirdo mengatakan kesaksian Jessica terkesan monoton. “Saat pemeriksaan dia mengucapkan hal yang relative sama dengan yang sekarang dikatakannya di media,” kata dia. Menurut Kirdi, ketenangan Jessica itu wajar bila sikap itu memang adalah ‘baseline’, atau perilaku dasarnya saat menemui masalah besar. “Kalau itu memang ‘baseline’ dia, responsnya wajar,” kata Kirdi.

INFOGRAFIS: Kopi Beracun di Meja 54

Dari pengamatan Kirdi, tidak ada indikasi depresi atau keadaan tertekan yang terlihat pada Jessica. “Meski dia orang yang tenang sekalipun, depresi harusnya bisa terlihat dengan bahasa tubuh, gestur, postur, ekspresi wajah, dan intonasi suaranya,” kata Kirdi. Alhasil, Kirdi mengatakan bahwa pernyataan Jessica tak sinkron dengan sikapnya yang sangat tenang.


Advertising
Advertising





Kata Kirdi, kejanggalan ini tak lantas memberi kesan bahwa Jessica bersalah atau memiliki keterlibatam penting dalam kasus tersebut. “Tapi sekaligus memberi kesan bahwa belum tentu dia tidak bersalah,” kata dia. Kedatangan Jessica ke Komnas HAM, menurut Kirdi, lebih memperlihatkan reaksi Jessica terhadap pemberitaan yang muncul terkait tudibngan terhadap dirinya.


7. Tak Panik

Ahli hipnoterapi Dewi P. Faeni mengatakan ada yang mencurigakan pada perilaku Jessica Wongso, teman ngopi Wayan Mirna Salihin, yang tewas di Restoran Olivier. Meski dituduh sebagai pembunuh temannya, Jessica tampak tenang dan tak terusik. "Ia bahkan menikmati," katanya dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Januari 2016.

BACA: Sebelum Jessica Ditangkap, Ayahnya Pamit kepada Ketua RT

Dewi mengatakan mata bisa menunjukkan orang sedang berbohong. Jadi, saat berdialog, kontak mata sangat penting. "Saat diwawancara, eye movement-nya sangat cepat," ujarnya. Artinya, ada kegelisahan yang besar. Dewi menjelaskan, saat mata melirik ke sudut kanan atas, itu menunjukkan ia sedang berbohong. Sedangkan jika melihat ke sudut kiri atas, ia sedang mengingat data.



Dewi tak melihat kegelisahan di mata Jessica. Ada kemungkinan Jessica mulai terbiasa dengan pertanyaan itu-itu saja. Dewi melihat Jessica mulai tidak konsisten dalam jawabannya saat mata Jessica tak setegas saat pertama kali diperiksa. "Mungkin sudah dilatih karena sudah tiga minggu. Jadi terbiasa," ucapnya. Ia mengatakan pemeriksaan ini biasanya akurat hingga 62 persen.


8. Tak Berempati

Psikiater Syailendra menilai ada dua kemungkinan dari sikap Jessica yang selalu tampak tenang di depan media. Pertama karena dia memang bukan pembunuh Mirna, kedua karena dia terbiasa membunuh. "Jessica butuh tes kejiwaan," kata dia. Ia mengatakan, tes kejiwaan sangat penting dilakukan untuk memastikan pelaku memiliki gangguan jiwa atau tidak. Sebab, kata dia, ini merupakan bentuk pemeriksaan komprehensif.

BACA: Pengacara Jessica: Tak Ada Istilah Lari Atau Menghindar




Syailendra tak bisa memastikan apakah Jessica seorang psikopat. Dalam menentukan dia psikopat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan yang mendalam. "Tidak bisa berandai-andai melalui pengamatan," ucap dia. Meski demikian, ia bisa memastikan satu hal. Seorang psikopat memiliki sifat yang tak bertanggung jawab. Tidak memiliki empati, serta biasa melakukan kejahatan berulang-ulang.



Pakar hipnoterapi Dewi P Faeni mengatakan, saat orang kehilangan, seharusnya ia bersedih dan berempati. Sebagai teman dekat Mirna, ia tak melihat hal tersebut di mata Jessica. "Tapi saya tidak melihat adan empat dari orang ini (Jessica)," katanya.

YOHANES PASKALIS | INGE KLARA SAFITRI | ARKHELAUS W.
MAYA AYU PUSPITASARI | BC

BACA PULA
Diduga Aniaya Staf Ahlinya, Masinton Dilaporkan ke Polisi
Masinton Bantah Memukul Staf Ahlinya

Berita terkait

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

14 jam lalu

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Jelang 76 tahun Nakba, Palestina merilis laporan mengenai kematian, penahanan, dan pembangunan permukiman ilegal yang dilakukakukan Israel

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

18 jam lalu

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

Penanganan kasus pembunuhan pria yang jasadnya ditemukan terbungkus kain di dekat kebun ini akan ditangani Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Anggota KKB Pembunuh Danramil Aradide Ternyata DPO Kasus Curanmor

20 jam lalu

Anggota KKB Pembunuh Danramil Aradide Ternyata DPO Kasus Curanmor

Menurut Satgas Damai Cartenz, Anan Nawipa mengakui KKB telah membunuh Danramil 1703-4/Aradide karena mereka sangat membenci anggota TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

1 hari lalu

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

Pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam, Polisi hingga saat ini masih mencari 3 pelaku yang masih berstatus DPO.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide, Bawa Ponsel Milik Korban

2 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide, Bawa Ponsel Milik Korban

Satgas Damai Cartenz menangkap terduga pembunuh Danramil Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey itu pada Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 10.40 WIT.

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan Kembali Terjadi di Garut, Ibu 53 tahun Ditemukan Tewas Mengenaskan

3 hari lalu

Kasus Pembunuhan Kembali Terjadi di Garut, Ibu 53 tahun Ditemukan Tewas Mengenaskan

Dalam kasus pembunuhan di Cikajang, Garut itu, anak korban juga dianiaya sehingga luka serius di kepala dan wajah.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Pembunuhan Hebohkan Publik, Terakhir Kasus Mayat dalam Koper

3 hari lalu

Sejumlah Kasus Pembunuhan Hebohkan Publik, Terakhir Kasus Mayat dalam Koper

Penduduk Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, menjadi gaduh setelah ditemukannya mayat dalam koper pada 25 April lalu. Ini kasus pembunuhan lain.

Baca Selengkapnya

Dipicu Balas Dendam, Anggota Geng Motor di Garut Bunuh Kakek 72 tahun

4 hari lalu

Dipicu Balas Dendam, Anggota Geng Motor di Garut Bunuh Kakek 72 tahun

Anggota geng motor di Garut membunuh seorang kakek berusia 72 tahun. Peristiwa itu dipicu sakit hati karena diduga korban menganiaya kembaran pelaku.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

6 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan asmara. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

6 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya