TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Ujang Subhan, bersama mahasiswa dan asistennya melakukan budidaya ikan nilem hibrida.
Ikan tersebut hasil perkawinan silang antara ikan nilem dengan ikan emas. Tujuannya untuk menghasilkan 100 persen ikan nilem betina dengan bobot ganda dari ikan normal sekarang ini.
Saat dibandingkan, ikan hibrida itu sepintas sangat mirip dengan ikan nilem. “Kalau lebih detail lagi dilihat oleh orang yang berpengalaman, bagian mulut dan pipinya sedikit beda,” kata Ujang kepada Tempo di kolam kampus Unpad, Jatinangor, Sumedang.
Sejak pertengahan 2012 lalu, Ujang Subhan, 41 tahun, bersama asisten dosen dan mahasiswa bimbingannya, melakukan riset dan percobaan ikan hibrida hasil kawin silang antara ikan emas (Cyprinus carpio) yang bukan ikan mas hias, dengan ikan nilem (Osteocilus hasselti) atau paweh. Nilem, menurut Ujang, merupakan ikan lokal yang terdapat di Nusantara.
Riset dan uji coba nilem hibrida tersebut berawal dari keluhan pembudidaya ikan nilem seperti di daerah Sukaratu, Tasikmalaya. Sejak lama ukuran nilem mereka lihat relatif sama.
"Kecil-kecil, mungkin sudah begitu sejak zaman Prabu Siliwangi," kelakarnya. Di sisi lain, permintaan ikan nilem umumnya tinggi. Hanya saja, pembeli lebih memilih ikan nilem betina karena lebih montok daripada yang jantan. Jumlah telurnya per kilogram berkisar 150 ribu butir.
Kolega Ujang, Yuli Adriani, mengatakan seperempat tubuh ikan nilem betina berisi telur yang jumlahnya berkisar sekitar 50 ribu butir. Jumlah telur itu melampaui jenis ikan lain seperti, nila, lele, gurame, atau ikan mas. "Karena itu daging nilem agak tipis," ujar Yuli.
Kepala Laboratorium Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya FPIK Unpad tersebut juga mengatakan, telur ikan nilem bisa diolah khusus menjadi caviar lokal untuk menambah gizi masyarakat.
Saat ini, menurut Ujang, harga jual nilem betina bunting di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat, berkisar Rp 30-35 ribu per kilogram. Sementara harga jualnya di daerah Priangan Timur seperti Garut dan Tasikmalaya bisa mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Adapun harga ikan nilem jantan atau betina tanpa telur seharga Rp 15 ribu di Cirata, Rp 20 ribu di Tasikmalaya, dan Rp 25 ribu di Kuningan.
Di Jawa Barat, menurut dosen yang sejak kecil akrab dengan usaha peternakan ikan keluarganya itu, sentra budidaya nilem antara lain di Waduk Cirata dan beberapa situ (danau) di Tasikmalaya, serta Garut. "Lidah orang Priangan Timur misalnya, sudah akrab dengan masakan nilem," ujarnya. Nilem biasanya dipepes atau dipindang.
Walau permintaan banyak, namun pasokan ikan nilem betina belum stabil. Menurut Ujang, banyak peternak ikan yang lebih menyukai ikan mas, misalnya, karena waktu panennya bisa lebih cepat. Umur panen ikan mas berkisar 3-4 bulan, sedangkan nilem bisa 6 bulan lebih. Target riset tersebut untuk menghasilkan ikan nilem betina hibrida yang berfisik dan berkarakter sangat mirip dengan nilem, berbobot mencapai dua kali lipat, dan umur panennya bisa dipercepat.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l
1 hari lalu
Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.
Baca SelengkapnyaTrenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
6 hari lalu
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.
Baca SelengkapnyaMenteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan
7 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura
18 hari lalu
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
29 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut
48 hari lalu
Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaInflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah
48 hari lalu
KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.
Baca SelengkapnyaKKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan
48 hari lalu
Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
49 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca SelengkapnyaEdi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar
49 hari lalu
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.
Baca Selengkapnya