KPK Gandeng 1.000 Perempuan Antikorupsi di Malang
Editor
Untung Widyanto koran
Sabtu, 30 Januari 2016 05:34 WIB
TEMPO.CO, Malang - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjangkau 1.000 perempuan antikorupsi di Malang. Kampanye antikorupsi dilakukan 50 agen Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK).
Mereka berkampanye melalui beragam media, seperti brosur, buku, film, dan film animasi. "Agen SPAK telah dilatih sejak Agustus 2015," kata juru bicara KPK, Yuyuk Andrianti Iskak, saat evaluasi SPAK di Hotel Harris, Malang, Jumat, 29 Januari 2016.
Agen SPAK juga mampu mengembangkan metode kampanye dan sosialisasi. Agen berasal dari beragam latar belakang, seperti aktivis perempuan, pegiat sosial, dosen, guru, dan mahasiswi. Mereka melakukan sosialisasi, dari keluarga, anak, teman, hingga tetangga.
Sosialisasi dilakukan di 34 provinsi. Tahun ini sosialisasi tersebut ditargetkan menjangkau 1 juta perempuan. Gerakan antikorupsi dimulai dari kaum perempuan karena sosok ibu selama ini paling dekat dengan anak.
Adapun survei KPK empat tahun lalu menunjukkan hanya 4 persen keluarga yang mendidik dan menanamkan nilai kejujuran pada anak-anaknya.
Pendidikan antikorupsi dimulai dengan kejadian seperti berlaku jujur, tidak menyontek, dan disiplin berlalu lintas. Sosialisasi antikorupsi diselenggarakan KPK, bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ).
Senior Manajer AIPJ Judhi Kristantini menjelaskan, dampak sosialisasi ini akan dirasakan 10 tahun ke depan. "Dari anak-anak, generasi ke depan akan mewariskan sikap antikorupsi," ujarnya.
Dampak kampanye di Malang mulai dirasakan. Sejumlah dosen di Malang menolak bingkisan dari mahasiswa yang dibimbing untuk skripsinya. Lalu mereka tidak menggelembungkan biaya perjalanan dinas.
Selain itu, kampanye ini berdampak positif terhadap anak-anak. Contohnya, pelajar di Makassar menolak dijemput dan diantar dengan kendaraan dinas ayahnya. Mereka juga menolak melakukan berbagai perilaku koruptif lain.
EKO WIDIANTO