Nasib Apes Sang Tabib yang Gagal Sembuhkan Orang Gila
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Jumat, 29 Januari 2016 22:02 WIB
TEMPO.CO, Bangkalan - Seorang tabib asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berinisial SM disandera di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Namun penyanderaan tidak berlangsung lama karena pelaku takut setelah tahu bahwa keluarga tabib tersebut melapor kepada polisi. SM pun dilepaskan oleh pelaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Adi Wira Pratama menuturkan peristiwa penyanderaan terjadi Kamis, 28 Januari 2016. Ceritanya, Kamis pagi, SM ditelepon seseorang berinisial S. Mereka sudah saling kenal. Sebab sebelumnya S pernah mengobatkan keponakannya yang kurang waras kepada SM.
"Tabib SM diminta pelaku datang ke Bangkalan dengan alasan ada saudara S yang lain hendak berobat," kata Adi Wira, Jumat, 29 Januari 2016. Tanpa curiga SM ditemani supirnya bergegas memenuhi permintaan pelaku. Mereka mengendarai mobil Honda Brio bernomor polisi M-1002-XY. Sesampainya di rumah S ternyata tak ada pasien yang akan diobati.
SM dan supirnya justru disandera. S menelepon keluarga SM dan meminta uang tebusan Rp 300 juta. Beredar kabar kemarahan keluarga S karena keponakannya yang sempat diobati SM meninggal. Namun polisi membantah isu tersebut. "Memang ada kabar itu, tapi tidak dapat dibuktikan. Sebab pasien tidak diobati langsung oleh SM dan hanya diberikan obat. Kasus ini murni penyanderaan," ujar Adi Wira.
Adi menambahkan, keluarga SM yang ketakutan akhirnya melapor ke polisi. Kamis sore, sekitar pukul 17.00 Wib polisi bergerak menuju Desa Parseh. Namun belum sampai lokasi penyanderaan di tengah jalan polisi berpapasan dengan mobil milik SM. "Ternyata SM sudah dilepas, pelaku takut setelah mendengar keluarganya melapor polisi," tutur Adi.
Meski SM dilepas, polisi tetap menuju lokasi penyanderaan. Di sana polisi hanya menemukan S seorang diri sedangkan para pelaku lainnya kabur. S kemudian dibawa ke kantor polisi. "Kami menyita celurit, uang tunai Rp 900 ribu, dompet dan cincin akik milik korban yang diambil pelaku," ucap Adi.
Soal motif penyanderaan, polisi belum dapat memastikan. Polisi, kata Adi, masih fokus memeriksa korban sedangkan pelaku belum diperiksa. "Korban saat ini masih di polres untuk diperiksa, belum boleh pulang," ujarnya.
MUSTHOFA BISRI