Bahan Baku Mahal, Vihara Ini Pilih Daur Ulang Lilin Imlek

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 29 Januari 2016 09:52 WIB

Pekerja melepas lilin dari cetakan di industri rumahan pembuatan lilin di Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Malang, Jawa Timur, 19 Januari 2016. Industri rumahan ini telah memproduksi kurang lebih 7.000 pasang lilin untuk memenuhi permintaan menjelang imlek. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang perayaan Imlek yang ke 2.567, beberapa rumah produksi kebanjiran pesanan. Namun, mengingat bahan baku lilin masih dikirim dari negara asalnya, Cina, dengan harga tinggi, beberapa Vihara yang memproduksi lilin menyiasati dengan mendaur ulang lilin yang tidak habis terpakai pada perayaan sebelumnya.

Subuana, pengelola Vihara Dharma Ramsi, mengungkapkan hal tersebut ketika ditemui pada Kamis, 28 Januari 2016.

''Lilin yang sudah terpakai nanti dicairkan, lalu ditambahkan bahan lilin yang baru, lalu dicetak dan diwarnai menjadi baru lagi. Ini dilakukan agar semua orang bisa membeli lilin yang merupakan sumber penerangan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Kalo bukan daur ulang, harganya bisa sampai belasan juta untuk sepasang lilin," ujar Subuana.

Menurut Subuana, Vihara Dharma Ramsi tidak menjual lilin besar untuk umum, hanya untuk jemaat Vihara. Semua lilin yang sudah tersedia ini merupakan pesanan sehingga semua lilin yang sudah tersedia tidak dijual untuk umum.

''Kalau di sini, kami khusus buat jemaat yang melakukan ibadah. Untuk lilin, kami memang jual dengan harga lebih murah sekitar Rp 2-3 juta. Kalo yang bukan daur ulang bisa sampai belasan juta. Kalau mau beli, pesan dulu seminggu sebelumnya," ujar Subuana

Meski tidak merinci berapa kenaikan permintaan lilin dengan ukuran besar menjelang perayaan, ia memprediksi permintaan akan meningkat menjelang Imlek dan Cap Go Meh.

Selain memproduksi lilin berukuran besar untuk perayaan, Vihara Dharma Ramsi juga memproduksi berbagai macam ukuran dari 20 centimeter, 50 centimeter, hingga 2 meter, tergantung penggunaannya.

"Dari tahun sebelumnya meningkat karena kami mendaur ulang lilin. Harga juga murah, jadi banyak yang bisa membeli. Selain lilin besar, ada lilin kecil untuk sembahyang. Kami produksi sekitar 200 lilin per hari. Kalo yang kecil itu kami enggak patok harga, terserah sumbangan dari yang sembahyang," ujar Subuana.

Perayaan Imlek jatuh pada 8 Februari dan disusul Perayaan Cap Go Meh 15 hari setelahnya. Menurut kepercayaan kaum Tionghoa, lilin besar yang mereka nyalakan selama 15 hari pada saat Imlek akan menerangi kehidupan dan menyejahterakan keluarga di tahun yang baru.


DWI RENJANI






Advertising
Advertising

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

2 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

12 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

17 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

18 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

48 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

55 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

56 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

59 hari lalu

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya