Bus Kota Terancam Mati Suri meski Harga Solar Turun, Ini Sebabnya

Reporter

Rabu, 27 Januari 2016 16:38 WIB

Bus Transjogja. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Yogyakarta - Turunnya harga bahan bakar minyak solar sejak awal Januari 2016 dinilai Paguyuban Awak Bus Perkotaan Yogyakarta tak berpengaruh banyak pada penghasilan harian mereka. Bahkan jumlah armada bus semakin berkurang drastis.

"Tak sampai seratus unit bus yang beroperasi sehari-harinya. Beda dengan tahun lalu yang masih 150-200 unit perhari," ujar koordinator Paguyuban Awak Bus Perkotaan Yogyakarta, Benny Wijaya, kepada Tempo, Rabu, 27 Januari 2016.

Menurut Benny, sejak harga solar diturunkan pemerintah dari harga Rp 6.700 per liter menjadi Rp 5.950 per liter, kondisi penumpang bus perkotaan justru makin sepi. Dia menggambarkan, dalam sehari hanya mengantongi pemasukan Rp 300-400 ribu, masih dipotong bahan bakar Rp 200 ribu dan setoran ke koperasi sekitar Rp 100 ribu. Padahal pada 2015, dalam sehari masih bisa menerima Rp 800-Rp 1 juta sebelum dipotong bahan bakar minyak dan setoran.

Setiap hari, menurut Benny, bus beroperasi empat kali putaran, dari pukul 05.00 WIB sampai 17.00 WIB. "Tapi seminggu ini, para awak bus memilih beroperasi pukul 05.30 dan pulang pukul 15.30. Karena sudah tak ada penumpang," katanya.

Hilangnya penumpang bus perkotaan yang kini hanya beroperasi di jalur-jalur tertentu, seperti jalur 15 dan jalur 1, diperkirakan karena makin banyaknya armada bus Transjogja yang mencapai 74 unit dan halte-halte portabel yang dibuat pemerintah.

Sebagian besar trayek perkotaan dan kabupaten memang diambil alih untuk Transjogja. Seperti jalur 7 dan 12 yang berpenumpang potensial. "Karena sepinya penumpang, bus perkotaan sekarang mulai mati suri. Apalagi terkesan tak ada keberpihakan dari pemerintah," ujar Benny.

Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Saryanto menuturkan pihaknya mengakui minat masyarakat pada bus perkotaan menurun. "Masyarakat memilih pelayanan, kenyamanan, dan keamanan. Ini yang mungkin menjadi pilihan tak menggunakan bus perkotaan, karena tarif sama dengan Transjogja," ujar Sigit.

Menurut Sigit, jalur yang dipakai bus perkotaan terbilang strategis dan paling ramai. "Kami tak utak-atik jalur bus perkotaan, termasuk adanya tambahan armada Transjogja tahun ini sebanyak 25 unit dari Kementerian," ujar Sigit.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto menuturkan seluruh pengaturan trayek bus perkotaan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Termasuk trayek-trayek baru Transjogja. "Tahun ini, ada penataan kembali trayek-trayek untuk bus perkotaan dan Transjogja, karena ada penambahan armada dari Kementerian," katanya.

PRIBADI WICAKONO

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

14 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

16 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

16 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

23 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

25 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

38 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

58 hari lalu

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya