Tertipu, Warga Urug Jalan Menggunakan Limbah Beracun  

Reporter

Senin, 25 Januari 2016 23:24 WIB

Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Posko Ijo berunjuk rasa terkait limbah sisa hasil usaha yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) di depan Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, 7 Januari 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal), Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Karawang, Mahpudin menyatakan banyak oknum perusahaan yang sembarangan membuang limbah B3 di tempat yang tidak semestinya. "Bahkan ada yang dibuang di jalan tol dan di pemukiman warga," ucapnya, kepada wartawan saat hendak melakukan tinjauan di Karawang, Senin, 25 Januari 2016.

Dalam suatu tinjauan, Mahpudin mendapat laporan warga ihwal pembuangan limbah di RT 05 RW 07, Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang. M Bahadur, ketua RT setempat merasa tertipu pada Jumat, 22 Januari 2016 lalu, seorang warganya bernama Said menawarkan bahan material untuk mengurug jalanan kompleks perumahan Griya Mas Karawang yang sering becek terendam air.

"Saat itu, saya tidak tahu kalau material yang dia jual adalah limbah B3. Saya kira material itu kerak oli. Said bilang, material itu baik setelah disiram solar," ujar Bahadur, saat ditemui Tempo, Minggu, 24 Januari 2016.

Bahadur sepakat membeli tiga dump truck limbah itu. Ia mengaku tergoda karena bahan material padat itu harganya murah. "Satu dump truck seharga Rp 500 ribu. Lebih murah dari kerikil, koral maupun berangkal," katanya.

Pantauan Tempo, tumpukan limbah padat B3 berwarna hitam memenuhi permukaan jalan kompleks perumahan Griya Mas Karawang. Lubang jalan yang biasa digenangi air ditambal oleh material itu. "Teksturnya seperti kerikil. Sangat baik meresap air. Setelah diurug, tidak ada genangan air di sepanjang jalan ini," kata Bahadur.

Mahpudin menyebut limbah itu adalah Slag. Ia mengkhawatirkan, saat musim hujan ini, kandungan limbah slag besi tersebut akan terserap kedalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah warga. "Slag ini mengandung logam berat yang tinggi. Jika dikonsumsi oleh manusia melalui air akan menyebabkan penyakit kanker," kata dia.

BPLH akan melakukan penyelidikan kepada jasa pengangkut yang telah menjual belikan limbah tersebut. Mahpudin mengatakan, seharunya limbah jenis Slag itu diserahkan kepada pngelola limbah bukan kepada masyarakat. "Langkah terdekat kita sudah berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk segera mengangkut limbah itu. Kami akan mengawasi supaya limbah itu diserahkan kepada penampung atau pemanfaat yang berizin," pungkasnya.

Di Cirebon, ratusan siswa sekolah di pesisir Kota Cirebon juga khawatir akan terjadinya pencemaran lingkugan. Mereka berunjuk rasa memprotes aktivitas bongkar batu bara di Pelabuhan Cirebon.

Berdasarkan pantauan, ratusan siswa tersebut melakukan aksi long march berjalan kaki dari sekolah mereka ke Balaikota Cirebon pada Senin 25 Januari 2015. Namun sebelumnya ratusan siswa yang berasal dari SMP dan SMA Santa Maria, SMP Darul Hikam, SMA Muhammadiyah dan SMA Al Irsyad pun berhenti terlebih dahulu di pintu Pelabuhan Cirebon. Usai melakukan orasi, mereka pun melanjutkan aksinya ke Balaikota Cirebon di Jalan Siliwangi Kota Cirebon.

Bongkar batu bara di Pelabuhan Cirebon yang mendapatkan protes dari berbagai pihak sempat dihentikan. Namun karena banyaknya antrian tongkang batu bara ditambahkan alasan keamanan karena batu bara di atas tongkang sudah mengeluarkan asap, akhirnya aktivitas bongkar batu bara pun dibuka kembali. Pembukaan kembali aktivitas bongkar batu bara pun mendapatkan protes dari warga di sekitar Pelabuhan Cirebon dan anggota DPRD Kota Cirebon.

Setiap tahun ada sekitar 3 juta batu bara yang bongkar di Pelabuhan Cirebon. Pasokan batu bara itu sebagian besar berasal dari Pulau Kalimantan dan sebagian besar digunakan untuk bahan bakar pabrik dan PLN di Bandung, wilayah Cirebon dan Jawa Tengah.

HISYAM LUTHFIANA | IVANSYAH

Berita terkait

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

54 hari lalu

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

KPU Karawang menemukan bukti dan pengakuan terjadinya pemindahan perolehan suara dari satu caleg ke caleg lainnya.

Baca Selengkapnya

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

17 Februari 2024

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

Peneliti BRIN melakukan penelitian mengubah limbah tahu menjadi biogas di Kabupaten Bandung. Bermanfaat memenuhi kebutuhan memasak rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

14 Januari 2024

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

Pemerintah dan polisi terus menekan penggunaan knalpot brong di Kabupaten Karawang.

Baca Selengkapnya

UMK 2024 Kota Bekasi Rp 5,34 Juta Tertinggi di Indonesia, Kalahkan Karawang

30 November 2023

UMK 2024 Kota Bekasi Rp 5,34 Juta Tertinggi di Indonesia, Kalahkan Karawang

UMK Bekasi sebesar Rp 5.34 juta mengalahkan UMK Karawang yang selama ini selalu memecahkan rekor menjadi upah minimum tertinggi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ini Arti 5 Warna Tempat Sampah, Beda untuk Sampah Organik dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

9 November 2023

Ini Arti 5 Warna Tempat Sampah, Beda untuk Sampah Organik dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

Warna pada tempat sampah memiliki arti masing-masing. Berikut 5 warna tempat sampah dan peruntukannya.

Baca Selengkapnya

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi

Baca Selengkapnya

Jakarta Gandeng Swasta untuk Layanan Gratis Kelola Sampah Elektronik Rumah Tangga

13 Juli 2023

Jakarta Gandeng Swasta untuk Layanan Gratis Kelola Sampah Elektronik Rumah Tangga

Volume sampah elektronik di Jakarta pada 2021 mencapai 75,63 ton per hari

Baca Selengkapnya

Atur Regulasi Sampah Elektronik, Dinas Lingkungan Hidup DKI: Mungkin Baru Ada di Jakarta

13 Juli 2023

Atur Regulasi Sampah Elektronik, Dinas Lingkungan Hidup DKI: Mungkin Baru Ada di Jakarta

Sejak 2017, Dinas Lingkungan Hidup DKI memiliki layanan penjemputan sampah elektronik di masyarakat secara gratis

Baca Selengkapnya

Polres Karawang Periksa Pejabat Pemkab yang Diduga Aniaya Wartawan

28 September 2022

Polres Karawang Periksa Pejabat Pemkab yang Diduga Aniaya Wartawan

Dua orang wartawan diduga dianiaya dan disekap oleh pejabat di Pemerintahan Kabupaten Karawang

Baca Selengkapnya

Menteri LHK Umumkan Penilaian 2.583 Perusahaan, Tak Ada yang Kategori Hitam

28 Desember 2021

Menteri LHK Umumkan Penilaian 2.583 Perusahaan, Tak Ada yang Kategori Hitam

Dari 2.583 perusahaan yang dinilai, Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup capai 75 persen.

Baca Selengkapnya