Sejumlah pasangan adu cepat menggendong istri saat lomba gendong istri di area Car Free Day, jalan Raya Darmo, Surabaya, Minggu (22/12). Lomba menggendong istri yang diikuti puluhan pasangan ini digelar oleh Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia dan Arek Kreatif Surabaya ini untuk memperingati Hari Ibu 2013. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya memutuskan untuk kembali menggelar car free day pada Minggu pagi, 24 Januari 2016. Kegiatan itu sempat diputus atau ditiadakan pada Minggu, 17 Januari 2016, pascaserangan terorisme di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa hari sebelumnya.
Segera setelah adanya serangan yang menewaskan empat orang, satu di antaranya warga asing--di luar jumlah tersangka pelaku--itu, kepolisian di banyak daerah segera menetapkan siaga I. Mereka menginstruksikan kewaspadaan di tengah keramaian, dan carfree day dianggap sebagai satu pusat keramaian tersebut.
Ditemui di lokasi penampungan sementara warga eks Gafatar, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Soemarno menegaskan, bahwa Kota Surabaya aman pada Sabtu, 23 Januari 2016. "Alhamdulillah car free day besok dan selanjutnya sudah aktif lagi," katanya.
Soemarno mengundang warga Kota Surabaya untuk memanfaatkan kembali car free day. Penutupan jalan untuk arus kendaraan bermotor itu dilakukan di ruas Jalan Darmo. "Jadi, ayo berolahraga lagi di Jalan Darmo dan beberapa car free day lainnya," katanya.
Keputusan Pemerintah Kota Surabaya itu juga disambut baik pengusaha penjual ketan punel, Wahyu. Selama ini pengusaha sepertinya ikut menikmati rezeki dari hari bebas kendaraan karena masyarakat tidak cuma berolahraga tapi juga ramai berwisata kuliner.
"Kami yakin Surabaya selalu aman dan kondusif, sehingga car free day itu memang harus dibuka," ujarnya.
Sebelumnya, ketika memutuskan untuk meniadakan car free day sementara, dengan alasan keamanan, keluhan datang dari berbagai kalangan. Sebagian masyarakat bahkan tetap datang ke Jalan Darmo saat car free day ditiadakan.