TEMPO Interaktif, Batam:Kerusakan hutan di Batam kian mencemaskan. Setahun terakhir kerusakan mencapai 200 hektar akibat pembakaran oleh perambah hutan liar. Jejak mereka masih mudah ditemui dengan tersebarnya bekas-bekas kebakaran. Batam dikhawatirkan kekurangan air bersih, karena kerusakan hutan itu sekaligus menghancurkan daerah resapan air. “Selain merusak ekosistem, juga nilai hayati hutan. Kerugian besar itu tak mudah dikembalikan. Butuh waktu lama,” ujar Mujiono, Kepala Seksi Sub Wilayah Konservasi Sumber Daya Alam Kepulauan Riau, kepada Tempo News Room di Batam, Kamis (11/4). Otorita Batam tidak menyangkal fakta itu. Data yang berhasil diperoleh, pada tahun 2002 ini telah terjadi 50 kali kebakaran, dengan kerusakan sekitar 150 hektar. Ini jauh lebih besar dibanding tahun lalu dimana kebakaran hanya terjadi 23 kali yang merusak40 hektar. Polisi sendiri telah menangkap 60 pelaku pembakaran, 20 diantaranya telah disetor ke Kejaksaan Negeri Batam untuk diajukan ke pengadilan. Namun, ada pula pelaku yang dipulangkan. “Tetangga saya setelah ditangkap langsung dipulangkan,” kata Elliyandi, warga Kampung Batu Aji. Luas hutan di Batam adalah 12.081,60 hektar atau 29,04 persen dari luas daratan. Sedang lokasi kebakaran berada di sekitar Bandara Hang Nadim, Kabil-Punggur, Batam Centre, Nongsa–Batu Besar, Tiban-Sekupang dan Muka Kuning. (Rumbadi Dalle)