Giat di Filantropi, Tahir Peroleh Doktor Kehormatan dari UGM
Editor
Muhammad Iqbal
Jumat, 22 Januari 2016 17:30 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada menganugerahkan doktor honoris causa, doktor kehormatan, kepada Chairman Mayapada Group Dato Sri Tahir. Pemberian gelar tersebut didasarkan atas kiprah Tahir dalam bidang filantropi.
Dalam pidatonya yang disampaikan pada Rapat Senat Terbuka UGM, Jumat, 22 Januari 2016, Tahir mengungkapkan masih rendahnya kegiatan filantropi di Indonesia. Padahal, menurut Tahir, ada potensi di bidang kedokteran, kesehatan, dan pendidikan yang dapat dikembangkan melalui filantropi.
Menurut Tahir, terdapat sejumlah aspek yang membuat pegiat filantropi dan lembaga mitra masih sulit bertemu, seperti keterlibatan aspek politik dan ketidakmampuan untuk menggambarkan rencana jangka panjang. "Hal ini perlu mendapat perhatian supaya kesulitan-kesulitan itu dapat diminimalkan," ujar Tahir dalam pidatonya.
Tahir mengungkapkan kegiatan filantropi tak hanya sekadar memberi sumbangan, tapi juga harus memiliki visi jangka panjang, berkelanjutan, dan dikelola secara profesional. "Pengelolaan kegiatan filantropi berbeda dengan semangat bederma yang spontan dan sporadis karena harus memikirkan jangkauan berkelanjutan," ucap taipan yang menjalin kerja sama dengan Bill Gates dalam pencegahan polio, malaria, dan HIV.
Menurut Tahir, filantropi sudah selayaknya berkembang menjadi budaya baru, yakni budaya mengalihkan sumber daya atau aset dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena itu, perlu beberapa kesiapan semacam tata kelola perusahaan. “Karena kegiatan ini membutuhkan komitmen,” ujar pendiri Tahir Foundation ini.
Dalam kesempatan tersebut, Tahir juga menginginkan UGM bisa memimpin suatu kegiatan filantropi yang bersifat nasional. "Forum ini dapat membicarakan soal riset, pengembangan sistem kelembagaan, dan perundang-undangan yang mendukung," ucapnya.
Pada acara penganugerahan doktor kehormatan ini, Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie, juga menyampaikan pidato yang menekankan pentingnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. “Bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas keluarga dapat dilakukan dengan memproduksi perangkat keras dan lunak secanggih apa pun untuk kebutuhan sendiri dan masyarakat,” katanya.
Rektor UGM Dwikorita Karnawati menilai sosok Tahir sesuai dengan spirit yang dicanangkan oleh UGM pada 2014, yakni mengusung semangat entrepreneur social. "Tahir yang lahir dari kondisi keluarga serba terbatas mampu bangkit hingga akhirnya sukses," kata Dwikorita.
Dwikorita menyebutkan UGM sudah menganugerahkan doktor kehormatan kepada 23 orang atas jasa dan perannya dalam memajukan peradaban manusia di berbagai bidang antara lain Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, WS Rendra, dan Sultan Hamengku Buwono X.
SWITZY SABANDAR