Badrodin Haiti: Ada Anggota Polri Masuk Jaringan Radikal

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 20 Januari 2016 17:46 WIB

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terbaru terkait aksi teror di Jl. MH Thamrin di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, 16 Januari 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti menemukan anggotanya di kepolisian telah bergabung dengan jaringan radikal yang ada di Indonesia. “Ada juga polisi yang terkena aliran radikal,” ujar Badrodin saat menghadiri bedah buku milik mantan Kapolri era Orde Baru, Jenderal Purnawirawan Amaloedin Djamin, di Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.

Badrodin mengatakan ajaran radikal telah meluas dan kian masif di tengah-tengah masyarakat. Bahkan saat ini ajaran ideologi radikal telah meluas hingga membuat salah satu anggota polisi ikut terpengaruh. Sayangnya Badrodin tidak merinci identitas anggotanya tersebut.

Dugaannya, anggota kepolisian yang bergabung dengan kelompok radikal itu adalah Brigadir Syahputra. Dia adalah anggota kepolisian yang bertugas di Kepolisian Resor Batanghari. Syahputra mendadak mengundurkan diri pada Februari tahun lalu. Diduga ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Selain polisi, Badrodin juga menemukan Direktur BP Batam Dwi Djoko Wiwoho mendadak meninggalkan jabatannya, dan beserta keluarganya pergi ke Suriah. Badrodin menduga pria tersebut telah bergabung dengan kelompok ISIS.

Terbaru, Badrodin menemukan seorang remaja berusia 14 tahun ditengarai juga bergabung dengan kelompok radikal. Dari penuturannya, remaja tersebut telah bisa berkomunikasi dengan sejumlah gembong teroris di Indonesia. Diduga ia telah dicuci otak oleh kelompok teroris.

Pasalnya, remaja yang belum diketahui identitasnya tersebut telah melawan orang tuanya. “Sekarang kita tidak bisa hanya dengan mengandalkan polisi. Bisa saja seseorang yang berada di kamar telah gabung dengan kelompok radikal dan merakit bom,” katanya.

Saat ini, mengidentifikasi teroris tidak mungkin dengan cara visual. Misalnya dari jenggot panjang, celana tinggi, dan memakai kopiah. Dia mencontohkan, teroris Afif alias Sunakim yang sekilas terlihat sama seperti warga lain. Dia mengenakan celana jins, kaus, topi, dan ransel biasa.

“Karena itu, kita harus bersatu padu untuk memberantas terorisme bersama,” ujarnya. Menurut Badrodin, mayarakat harus berperan untuk menggalakkan kesadaran akan bahaya aliran radikal. “Kita harus lawan dengan cara deradikalisasi.”

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

7 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

20 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

21 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya