Afif Dikeluarkan dari Pesantren karena Berperilaku Aneh  

Reporter

Sabtu, 16 Januari 2016 11:01 WIB

Seorang pria yang tidak diketahui identitasnya terlihat menenteng senjata di Jalan Thamrin, usai ledakan bom di Jakarta, 14 Januari 2016. Veri Sanovri/Xinhua via AP

TEMPO.CO, Karawang - Pimpinan Pondok Pesantren Miftahus Sa'adah, Karawang, Ahmad Juanda, mengaku masih mengenali sosok Sunakin alias Afif, salah satu pelaku teror di kawasan Sarinah, Jakarta, pada Kamis pagi, 14 Januari 2016.

Saat wartawan memperlihatkan foto Afif yang mengenakan topi, berkaus hitam, bercelana jins, membawa dua ransel, dan memegang pistol di tengah kerumunan orang di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Juanda belum lupa pada wajahnya. Sebab, Afif pernah nyantri di pondok tersebut sekitar 16 tahun lalu.

“Foto yang itu sama dengan yang beredar di medsos dan pemberitaan. Orang itu mirip sekali dengan mantan santri saya. Tapi sekarang kelihatan gendutan," katanya, Jumat, 16 Januari 2016.

Menurut dia, pada 2000, Afif dibawa temannya untuk bersekolah dan mengaji di Pesantren Miftahus Sa’adah sekaligus tinggal di sana. Juanda memperbolehkan Afif mondok di pesantrennya yang terletak di Desa Duren, Kecamatan Klari, Karawang.

Ia mengaku menampung Afif karena kasihan melihat kondisinya. “Dia tidak mampu menyewa kontrakan. Dia dibawa temannya untuk tinggal di sini. Melihat kondisinya, maka saya menampungnya," ucapnya.

Juanda menuturkan saat itu usia Afif sekitar belasan tahun atau seumuran murid sekolah menengah atas. Selama setahun, Afif mengaji dan bersekolah di pesantren itu. "Ketika mondok, dia memang terlihat sakit dan sering tidur. Orangnya punyai penyakit paru-paru dan suka batuk. Pada saat itu, dia sangat kurus sekali," katanya.

Hampir setahun mondok di Miftahus Sa'adah, Juanda mulai melihat perbedaan pada diri Afif. Menurut dia, Afif mulai menyalahkan santri-santri lain. "Ia menyebut yang diajarkan di pesantren ini sudah menyalahi apa yang sebetulnya. Namun dia tidak bisa menjelaskan apa landasannya menyalahkan ajaran yang kami ajarkan," tuturnya.

Setelah terlibat debat dengan santri-santri lain, Juanda memutuskan mengeluarkan Afif dari pondok. "Karena dia sudah tidak mengikuti aturan pondok dan mempunyai pemahaman berbeda."

HISYAM LUTHFIANA

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

18 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

20 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya