PPATK: Dana Teroris Berkedok Amal, Lembaga Nirlaba Dipantau

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 16 Januari 2016 07:40 WIB

Titik lokasi serangan teror bom Sarinah

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengendus beberapa metode yang digunakan jaringan teroris untuk mendapatkan dana. “Polanya kini dikumpulkan oleh perorangan, lalu diberikan untuk organisasi tertentu," tutur dia, kepada Tempo, Jumat, 15 Januari 2016.

Menurut Agus, PPATK bersama beberapa lembaga kini tengah mengumpulkan data lembaga nirlaba yang ada di Indonesia. Sebab, ada dugaan dana gelap disalurkan melalui jalur tersebut. Dengan membuat daftar khusus, PPATK akan mengetahui identitas pimpinan, kegiatan, dan sumber dana lembaga nirlaba tersebut. PPATK juga akan bertemu dengan manajemen bank dalam kaitan dengan pendeteksian duit teroris.

"Bank harus mendata nasabah yang tidak pernah datang tapi transaksinya besar dan terus berjalan. Panggil nasabah yang karakter transaksinya begitu,” ujar dia.

Selain mengalirkan duit lewat organisasi dan rekening bank, Agus menuturkan, sebagian kelompok teroris menggunakan cara lama, seperti membobol kartu kredit atau merampok, kemudian memutar dananya dalam bisnis tertentu. PPATK juga mengendus kemungkinan adanya aliran dana tunai lewat perbatasan negara tetangga, seperti Filipina dan Malaysia. Karena itu, Agus meminta pemerintah mengizinkan petugas Bea-Cukai dan Imigrasi menggeledah orang-orang yang membawa dana tunai dalam jumlah besar. “Uang lintas batas harus dideteksi tujuan penggunaannya," katanya.

Akhir tahun lalu, PPATK menemukan aliran dana sebesar sekitar Rp 7 miliar, yang diduga akan digunakan jaringan teroris. Dana ini terlacak setelah PPATK bekerja sama dengan Australian Transaction Report and Analysis Center (AUSTRAC). Saat itu, PPATK mendeteksi aliran dana dari warga Australia kepada salah satu yayasan di Indonesia. Dana yang disebut untuk kegiatan amal ini ternyata masuk ke rekening salah satu warga Indonesia yang kemudian tewas dibunuh di Suriah.

Modus aliran dana berkedok amal ini dibenarkan oleh mantan Kepala PPATK, Yunus Husein. Menurut dia, dana sumbangan atau iuran tersebut bisa didapatkan dengan mudah lantaran banyak filantropi di Indonesia. Dana ini kemudian masuk ke bank yang memiliki jaringan hingga pelosok daerah. Anggota jaringan teroris kemudian menarik uang tunai dalam jumlah kecil atau sesuai dengan batas maksimal transaksi harian. “Paling tinggi sesuai dengan batas penarikan di ATM," kata Yunus kemarin.

Cara lainnya, menurut Yunus, adalah memakai sistem transaksi berbasis Internet, seperti uang elektronik (e-money) dan bitcoin. Apalagi, kata dia, sebagian dari penyedia layanan itu belum mempersyaratkan identitas atau unregistered. "Itu amat memudahkan mereka," tuturnya.

Adapun peneliti terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, menduga pembobolan kartu kredit atau rekening bank masih dilakukan oleh jaringan teroris. "Apalagi, saat ini, banyak dari mereka yang ahli dalam sistem teknologi informasi," katanya. Cara itu, tutur Taufik, pernah terungkap pada 2008-2009, saat sebuah kelompok teroris mengumpulkan duit curian dalam satu rekening tertentu.

TRI ARTINING PUTRI | FRISKI RIANA | DEVY ERNIS









Berita terkait

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

20 Oktober 2023

Rekomendasi 5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata di Indonesia

Selain Tragedi Bintaro, ini peristiwa Indonesia lainnya yang diadaptasi menjadi film sebagai kisah nyata (true story).

Baca Selengkapnya

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

15 Februari 2023

Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

Ferdy Sambo divonis hukuman mati. Ia tercatat pernah menangani beberapa kasus antara lain KM 50, kebakaran gedung Kejaksaan Agung, Djoko Tjandra.

Baca Selengkapnya

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

15 Januari 2023

Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

Tujuh tahun berlalu sejak terjadinya tragedi bom Sarinah yang menewaskan 7 orang di kawasan Sarinah, Jakarta. Ada nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

15 Januari 2023

7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

Tujuh tahun lalu, 14 Januari 2016, di siang bolong terjadi teror di pusat Kota Jakarta, dikenal sebagai bom Sarinah. Ini kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

16 November 2022

77 Tahun Brimob Polri, Begini Rekam Jejak Anang Revandako Dankor Brimob Polri Saat ini

Anang Revandako bukanlah sosok baru di Brimob Polri. Begini rekam jejak Dankor Brimob ini hingga kini memimpin satuan tertua Polri.

Baca Selengkapnya

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

12 Agustus 2022

Tangga Karier Ferdy Sambo, Turut Tangani Kasus Bom Sarinah 6 Tahun Lalu

Irjen Pol Ferdy Sambo tersangka kasus pembunuhan Brigadir J. Saat berpangkat AKBP ia turut menangani kasus bom Sarinah pada januari 2016.

Baca Selengkapnya

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

4 Juni 2022

Brandon, Anjing Pelacak Bom Thamrin Bertugas Di Formula E Jakarta

Brandon, anjing pelacak bahan peledak bertugas di Formula E. Dulu dia pernah ditugaskan untuk melacak bom di Jalan M.H. Thamrin.

Baca Selengkapnya

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

16 Mei 2022

Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

Refly Harun mengaku dikenalkan dengan Abbi Rizal Afif oleh ustad Dewa Putu Adhi, mantan gitaris band di Bali.

Baca Selengkapnya

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

28 Maret 2021

Bom Gereja Katedral Makassar, Ini Rentetan Bom Bunuh Diri 5 Tahun Terakhir

Publik kembali dikejutkan dengan bom Gereja Katedral Makassar. Setidaknya sejak 2016 lalu serangkaian bom bunuh diri terjadi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

8 Mei 2020

Cerita 29 Tahun McDonald's Sarinah, Saksi Bisu Teror Bom Thamrin

McDonald's Sarinah, yang mulai beroperasi sejak 1991, bakal tutup pada 10 Mei 2020. Menjadi saksi bisu teror bom Thamrin dan kerusuhan 22 Mei 2019.

Baca Selengkapnya